ASSALAMUALAIKUM

SEMOGA TULISAN SAYA BERMANFAAT ...TRIMS

Jumat, 25 Maret 2011

LIFE IS BEAUTIFUL

LIFE IS BEAUTIFUL



Ini adalah sebuah kisah fiksi dalam melodrama layar lebar yang berkisah dari latar belakang perang dunia kedua. Roberto Benigni pemeran ayah dari seorang anak kecil yang berusia tujuh tahun. Istrinya diperankan oleh Nicoletta Braschi, dipisahkan Nazi dari suaminya. Benigni dan anaknya menjadi tawanan tentara Nazi Jerman di kamp konsentrasi di Auschwitz. Mereka sudah tidak lagi memiliki kebebasan, hidup di dalam lingkaran kawat berduri dan di jaga ketat pasukan Nazi yang bersenjata lengkap, serta anjing pemburu yang ganas. Namun Benigni “mengkondisikan” anaknya bahwa mereka sedang bermain perang-perangan, sehingga anak termotivasi untuk menang.
Pada suatu malam yang sangat dingin, di mana pakaian tidak memadai, serta kekurangan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosanan yang amat sangat. Sang anak ingin menghentikan permainan tersebut dan berkata :”Saya tidak mau melanjutkan permainan ini.” Benigni merasakan penderitaan sang anak. Lalu dengan wajah sedih dan memelas, Benigni berkata kapada sang anak:”Baiklah kita menyerah kalah, mari kita hentikan permainan ini,” sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya, yaitu: selimut kumal, baju kotor dan sepatu bututnya. Kemudian Benigni berjalan gontai menuju pintu kamar sambil berkata lirih kepada anaknya:”Kita kalah, hadiah tank akan diambil oleh orang lain.” Sang anak menatap kepada ayahnya dan tiba-tiba berseru:”Tidak ayah, saya ingin memenangkan permainan ini dan mendapatkan hadiah sebuah tank!”
Pada suatu saat sang anak bertanya kepada ayahnya setelah mendengar berita dari temannya, Gianluca dan Bartolomeo, bahwa penghuni di kamp konsentrasi ini akan dibakar hidup-hidup di dalam oven dan kemudian dijadikan bahan pembuat kancing baju dan sabun. Benigni tercenung lalu menjawab dengan jenaka:”Masa sih temanmu si Gianluca dan Bartolomeo akan dijadikan bahan kancing dan sabun? Kalau begitu mari kita cuci tangan dengan sabun yang terbuat dari Gianluca.” Kemudian Benigni mencopot salah satu kancing bajunya dan menjatuhkannya ke lantai yang dingin dan kotor seraya berkata:”Lihat!si Bartolomeo jatuh.” Sang anakpun tertawa.
Suatu hari pasukan Jerman melakukan pembunuhan massal di kamp konsentrasi tersebut, setelah mengetahui bahwa pasukan sekutu akan menguasai kota Auschwitz. Benigni harus menyelamatkan anak dan istrinya. Maka mereka berdua lari dari kamar dan mencari tempat persembunyian. Benigni menyembunyikan sang anak dalam kotak kecil, lalu berkata:”Nak, hari ini adalah puncak permainan. Kita harus menang. Kamu harus bersembunyi dalam kotak ini dan jangan sampai terlihat oleh siapapun karena semua orang akan mencarimu, kamu harus mendapatkan tank.” Setelah memasukkan sang anak ke dalam kotak, Benigni mencari istrinya untuk menyelamatkannya.
Sementara itu proses pembantaian sedang berlangsung dengan keji. Pembunuhan dilakukan dengan cara memasukkan para tawanan ke kamar gas dan kemudian membakar mayatnya. Abu mayat beterbangan di atas kota Auschwitz.
Namun malang bagi Benigni, dia tertangkap oleh tentara Nazi. Dan ketika berjalan dengan kotak di mana sang anak bersembunyi, dengan moncong senapan yang mengarah di belakang kepalanya, ia tersadar bahwa sang anak pasti melihatnya. Ia langsung berjalan tegap layaknya seorang tentara berparade sambil memberi hormat. Sang anak yang dapat melihat ayahnya dari lubang persembunyiannya merasa senang dan tetap bersembunyi sesuai pesan ayahnya.
Dua menit berselang terdengar tembakan menyalak dari balik tembok. Benigni tewas. Namun sang anak belum sadar karena masih tetap bersembunyi. Tiga jam kemudian terdengar suara menderu-deru. Sebuah tank Amerika lewat di depan persembunyian sang anak. Sang anak langsung meloncat keluar sambil menatap tank Amerika itu lalu berteriak :”Inilah hadiahku, aku menang ayah....!” Tank tersebut berhenti, seorang tentara Amerika mengangkat anak tersebut dan mengikutsertakannya masuk ke dalam tank. Sang anak memenangkan permainan ini.
(disadur dari buku ESQ karangan Ary Ginanjar Agustian)


Ini adalah sebuah kisah dari sebuah film peraih piala oscar yang berjudul “Life is Beautiful”. Belajar dari film tersebut, ada dua karakter yang bisa kita ambil pelajaran. Yang pertama, karakter Benigni. Sang ayah bagaikan seorang mentor yang mampu mengatasi ketakutan dirinya. Melawan ketakutan tersebut dengan tetap terlihat tenang. Ia menciptakan suasana yang menakutkan tersebut dengan menggantinya seakan sebuah permainan. Dan kata kuncinya adalah MENANG. Dengan kata kunci menang tersebut, ia berhasil menanamkan sang anak, jiwa pemenang.
Apalagi yang bisa kita pelajari dari Benigni? Saat ia tertangkap, dengan tetap memegang prinsip, saat lewat di depan persembunyian anaknya, ia tetap berjalan tegap. Meskipun ia tahu bahwa dirinya akan mati. Dan pengorbanan Benigni tidaklah sia-sia, meskipun ia tewas tertembak, tapi anaknya tetap selamat.
Yang kedua adalah karakter sang anak. Kepatuhannya kepada perintah sang ayah membawanya kepada keselamatan. Kata pemenang yang ditanamkan ayahnya berhasil diwujudnyatakan dan menjadi gerakan untuk memenangkan permainan. Meskipun hanya sebuah gerakan bersembunyi. Kepatuhan dan jiwa pemenang dijadikannya prinsip yang dipegang teguh oleh sang anak sampai akhir.
Sebagai seorang muslim, prinsip apakah yang harus dipegang teguh sampai akhir hayat kita? Dalam QS 3/102 Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Sebuah prinsip untuk tetap beraqidah, berikatan kepada Rububiyah, Mulkiyah Dan Uluhiyah yang satu, yaitu kepada Allah semata. Karena kta takwa berasal dari kata “Quu” yang berarti jaga/menjaga, berarti dalam ayat tersebut di atas menginginkan kita untuk benar-benar menjaga kepatuhan (ketaatan). Bagaimana bentuknya? Tentunya kita semua sudah paham, yakni dengan menjalankan seluruh perintah Allah (Totalitas/Kaffah).
Dan seperti juga kita ketahui, orang-orang yang beriman pasti diuji, dengan segala macam bentuk ujian. Kadang kita bertanya-tanya, "kenapa harus saya?" Kebanyakan juga yang kita temukan adalah ketakutan-ketakutan. Takut miskin, takut susah, takut tidak dapat jodoh, dst. Sebagaimana yang dicontohkan dalam kisah di atas. Sampai-sampai kita berputus asa. Ini juga sudah Allah sinyalir dalam QS.2/214 :

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Insya Allah jika kita yakin akan pertolongan Allah yang amat dekat dengan tetap memegang prinsip yang sudah ditanamkan dan memenangkannya sampai akhir hayat kita, pintu-pintu kemudahan akan dibukakan oleh Allah dan kemenanganpun akan semakin dekat. Semoga Allah kelak memberikan surganya untuk kita semua. Amin.

Minggu, 20 Maret 2011

KETEGUHAN PRINSIP

KETEGUHAN PRINSIP




Seorang pemuda berkulit hitam legam, dengan badan yang bertubuh kekar, terlihat lemah tak berdaya. Di tengah padang pasir pada siang hari itu yang panasnya begitu menyengat, tubuhnya terlentang sementara batu besar menghimpit di atasnya. Di sekelilingnya terlihat orang-orang yang menghukumnya termasuk majikannya ingin ia melepaskan aqidah serta keyakinannya akan apa yang dibawa oleh Muhammad. Tapi apa yang terjadi sungguh mengherankan. Bilal bin Rabbah tetap kokoh akan prinsipnya, dengan tetap mengatakan "ahad, ahad, ahad!"
Dan saat itulah pertolongan Allah datang. Abu Bakar yang terkenal dermawan, demi mengetahui sahabatnya sedang dihukum oleh majikannya yang jahil itu, datang untuk memberi uang untuk memerdekakan Bilal.
Sungguh cerita yang begitu mengesankan. Sering saya bertanya, mengapa Allah selalu menguji dengan apa yang paling kita cintai.bagi orang tua, diujinya ia dengan istri dan anaknya. Bagi yang cinta terhadap hartanya, diuji dengan harta bendanya, dsb. Coba kita tanyakan pada diri kita, ujian apa yang sekarang ini kita hadapi? Apakah hubungannya dengan pekerjaan kita? Misalnya, bos kita yang senangnya marah-marah dan maunya beres? Bukankah itu juga sebuah ujian? Atau istri di rumah yang menuntut uang belanja lebih. Karena segala macam harga bahan pokok sekarang naik.
Pertanyaannya, kenapa setiap manusia dikasih ujian dan masalah? Untuk lebih memudahkan jawabannya, coba kita ingat saat kita sekolah. Ujian diadakan sebagai alat atau sarana untuk mengukur kemampuan kita. Layakkah kita untuk naik kelas, atau sebaliknya. Lalu bagaimana caranya agar kita dapat naik kelas? Pelajari pelajaran dengan sebaik-baiknya. Tidaklah mungkin guru memberikan soal yang belum pernah dipelajari. Misalnya, soal kelas 6 SD diberikan untuk murid kelas 3 SD.
Dari sini kita akhirnya dapat menyimpulkan, bahwasanya Allah hendak menaikkan derajat (kelas) kita. Dan derajat yang tertinggi adalah Muttaqin (orang yang bertakwa). Bagaimana caranya untuk menjadi orang yang bertakwa? Pelajari pelajaran yang Allah berikan dengan baik (Al-Qur’an) dan kerjakan dengan sebaik-baiknya. Karena Allah tidak membebani seseorang dengan masalah melainkan orang itu sanggup mengerjakannya. Firman Allah dalam QS:2/286 :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.......

Dengan berpikir positif bahwa masalah atau ujian yang diberikan Allah semata-mata sebagai sarana menaikkan derajat (kelas) kita, itulah prinsip. Dengan begitu kita akan menerima datangnya ujian tersebut dan menyelesaikannya dengan baik. Yaitu dengan memakai pedoman (Al-Qur’an) dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah (Hadist). Seperti halnya Bilal yang saat dibawah tekanan sekalipun, tetap berpikir jernih dengan berprinsip kepada Allah. Lalu Allahpun menaikkan derajatnya. Dari seorang budak, menjadi mu’adzin, kemudian saat sesudah futuh, menjadi sekretaris Rasulullah (sekretaris negara), dan terakhir menjabat sebagai Gubernur India pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab.
Dapatkah kita mencontoh apa yang dilakukan Bilal dengan tetap berpikir jernih meskipun dibawah tekanan? Ternyata berpikir positif itu indah. Dan berprinsip kepada Allah adalah yang terbaik.

Kamis, 17 Maret 2011

MIND CONTROL DAN EUFORIA MUSIK INDONESIA

MIND CONTROL DAN EUFORIA MUSIK INDONESIA



Mind Control atau kontrol pikiran adalah sebuah cara yang diterapkan oleh zionis untuk membuat manusia di luar dirinya bodoh. Karena media informasi saat ini dikuasai mereka, televisi, radio, surat kabar, internet, dsb, tentu saja hal ini akan mudah sekali mereka lakukan. Seperi menggiring anak ayam masuk ke jurang kebinasaan.
Lihat saja euforia musik Indonesia sebagai contoh. Masa MTV memang sudah lewat dan bisa dikatakan tidak berhasil di Indonesia. Ini disebabkan masyarakat Indonesia yang paa umumnya kurang memahami bahasa Inggris. Tapi begitu musik Indonesia merajalela menguasai industri musik tanah air, masyarakat seolah terbius oleh kehadiran idola-idola baru.
Musik memang bahasa yang universal yang mudah diterima oleh semua orang. Tidak bisa kita pungkiri kehadiran musik di dunia ini membuat keberadaan dunia lebih berwarna. Jika melihat dari satu sisi, perkembangan musik Indonesia sekarang ini memang sangat menggembirakan. Apresiasi masyarakat lewat RBT mungkin sebuah gambaran betapa mereka cinta akan musik Indonesia. Dan ini sungguh melegakan para insan seni karena tingkat pembajakan di Indonesia masih tinggi.
Hal tersebut disadari oleh zionis. Karena media hari ini dikuasai mereka, dibuatlah acara-acara musik di televisi dari pagi sampai malam. Dengan bertemakan cinta, kita seakan dibuat lupa akan kewajiban cinta kita yang sesungguhnya untuk mangabdi kepada sang Khaliq , Dzat yang menciptakan kita. Dengan menciptakan idola-idola baru, mengangkat mereka from nothing into something, diharapkan idola-idola tersebut akan didewakan, diikuti oleh fans dan penggemarnya. Termaasuk tabiat dan kelakuannya. Contoh saja Kangen Band, band idola remaja saat ini. Dengan terjeratnya mereka pada kasus narkoba, diharapkan para penggemarnyapun mencontoh apa yang mereka lakukan. Cinta, musik, idola diharapkan menjadi berhala yang disembah-sembah dan disanjung oleh umat manusia. Benarkah begitu?

Selasa, 15 Maret 2011

CERITAKU1;metromini sini dunk!!

METROMINI … SINI DUNK!!

”Rawamangun..mangun…!!”sayup-sayup terdengar kenek metromini berteriak sambil memukul-mukulkan uang logaman ke kaca sejenak membagunkanku. Sambil memicingkan mata aku melihat ke arah luar. Masih baru terminal ujarku. Tayangan Liga Champion semalam benar-benar membuatku ngantuk. Tapi memang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Lionel Messi memang tambah ciamik aja. Bola seakan-akan lengket kalau sudah didribble di kakinya.2-0 untuk Barca. Meskipun nggak nge-golin, assist-nya Messi ke Samuel Eto’o dua kali bikin Van Der Sar dan barisan belakang MU kocar-kacir dan pastinya…angkat koper.Tidur lagi ahhh….
Ditemani suara penyiar O Radio yang cuap-cuap sambil ngebahas harga BBM yang bakal turun karena harga minyak dunia yang juga udah turun… Makasih ya kak, sorry nich!hp-nya aku bawa dulu. Kan enak naik bus sambil dengerin radio pakai head set.
Kenalin, namaku Edo…bukan Conan Edogawa tokoh detektif di buku komik jepang, juga bukan Edo Kondolongit penyanyi pria asal papua yang suaranya melengking. Tapi Muhammad Edo Al-faris..siswa sebuah SMK negeri di jalan Damai, Jakarta Pusat. Aku mengambil jurusan elektronika karena sedari kecil senang memperbaiki barang-barang elektronik di rumah. Dan sekarang kelas dua. Kalau buat ukuran cerdas, nggak terlalu malu-maluin, termasuk lima besar di kelas. Seperti sebagian besar umumnya anak-anak remaja sebesar aku, aku juga sedang mencari jati diri.
Perawakanku termasuk standar, tinggi 170cm, berat 58 kg. Kulit sawo matang, rambut lurus belah pingggir dan hobi dah jelas…bola. Mendambakan wanita….(kenapa jadi kaya biro jodoh sih…heheehe). Kalau buat urusan yang satu itu, ntar dulu deh. Soalnya bagiku pacaran itu ribet. Kemana-mana harus nganterin, belum lagi telpon kudu sehari tiga kali kaya minum obat. Ada sih…anaknya pak RT, namanya Dewi. Aku sering CCP tuh(curi-curi pandang) sama dia. Maklum…cowok terganteng se-RT, jadi beraninya cuma tingkatan RT doang. Hehehe.. tapi biar begini juga Adly Fairus lewaaa..tt. Beneran lo, banyak yang bilang mirip Adly Fairus.
Kegiatan sehabis pulang sekolah biasanya membantu bapak di tokonya. Yup..!! bokapku pedagang dan buka toko kelontong di pasar. Biasa dipanggil pak Ahmad..Ahmad Sholihin tepatnya. Bapakku orang yang tegas, humoris, sangat bertanggungjawab dengan keluarga. Dan pastinya juga orang yang sholeh seperti namanya. Aku belajar banyak dari beliau. Satu kata-katanya yang paling ku ingat…apapun yang terjadi pada kita baik itu senang, susah, sedih, gembira semata-mata ujian hidup. Jadi, jalani saja. Bapak juga mengatakan, sebisa mungkin anak laki-laki itu sholat di masjid. Lihat sekarang…masjid-masjid sepi jamaahnya karena banyak orang yang sholat di rumah.
Ibuku siti Zulaikha, sangat penyabar sekali dan sholeh. Beliau sama sekali tidak pernah marah apalagi memukul anak-anaknya. Pernah aku bertanya sama ibuku kenapa dia nggak pernah sama sekali marah bahkan memukuli anak-anaknya. Ibu hanya menjawab dengan senyum sambil berkata….
”Suatu saat nanti kamu juga tahu….”
Karena tidak puas dengan jawaban ibu, lain waktu akupun bertanya pada bapak. Bapakpun menjelaskan bahwa itu memang sudah komitmen mereka sejak awal membentuk rumah tangga. Bukannya tidak perlu marah. Tapi marah yang berlebihan itu hanya membentuk anak bertambah nakal dan susah untuk diberi nasihat, kalau tidak dipukul dulu. Lebih dari itu, umpatan-umpatan yang keluar pada saat marah adalah do’a bagi si anak. Misalnya saja …anak nakal… berarti orang tua itu secara tidak langsung mendoakan anaknya nakal.
Selain itu aku juga senang musik dan punya grup band juga lo…namanya…… KEROK band. Aku vokalisnya, Bowo teman smpku dulu pada lead gitar, Ari pegang bass dan Bohlam pagang drum. Aku, Bowo dan Bohlam rumahnya berdekatan. Hanya Ari saja yang tinggalnya agak jauh di daerah pisangan. Walau begitu tiap sabtu malam ba’da magrib dia nggak pernah telat datang untuk kumpul bareng. Malahan dia yang pertama datang.
Pernah dia datang jam 2 siang..trus pas ditanya ngapain datang jam segini….? Dia cuma jawab
”Semalam habis free talkan sampai shubuh, jadi ngantuk berat nih. Dah gitu baru inget, kasur gue jemur…”
”Mimpi basah ya….samber aku.
”Gigi…sorry..kucing gue tuh ngebangunin gue pake kencing segala di kasur”jawabnya sambil ngeles trus langsung tidur aja tanpa rasa bersalah.
Kakakku, kak Isa. Lengkapnya Muhammad Isa Al-afghany. Dia dua tahun di atasku. Sekarang kuliah di UI, fakultas sastra semester tiga. Waktu pengumuman SPMB, dia senang banget bisa diterima dan bisa kuliah di UI. Trus pas aku tanya
”ngambil jurusan apa?”
”Sastra jawa…”jawabnya, lalu sebelum aku kembali bertanya segera ia jelaskan...
”dengerin dulu do…kamu jangan tertawa dulu..sekarang itu sastra jawa dah mulai punah. Siapa lagi yang mau melestarikan kalau bukan kita ini generasi muda”
Kalau dipikir sih ada benarnya. Selain aktif di Rohis kampusnya, dia juga aktif di kegiatan senat.
Dan si bungsu..Aisyah Ramadhani, biasa dipanggil Ais. Sekarang duduk di kelas 3 di sebuah SMP negeri tidak jauh dari rumahku. Cantik, cerdas, supel, dan kritis terhadap suatu permasalahan. Pernah suatu hari ketika mau masuk SMP, ia bertanya …
”Kenapa sih SMP ini Ais harus pakai jilbab…?”
Karena sedang makan bersama, kak Isa meminta izin kepada bapak terlebih dahulu untuk menjawabnya..
”Silahkan….kata ayah.
”Begini Ais yang imut…kakak mau bertanya terlebih dulu. Kalau menurut kamu minum itu kewajiban atau kebutuhan?”
”Mmm..kewajiban!” seru ais.
”Jadi kamu wajib minum tiap 5 menit?”lanjut kak Isa
”Kembung dong…haha..ha”, ia menertawakan jawabannya sendiri, sedang kami hanya tersenyum simpul.
”Untungnya Allah menjadikan minum sebagai suatu kebutuhan. Jadi saat kita haus, dan butuh minum..kita akan segera mencarinya. Jika kita sudah mendapatkannya, segelas air putihpun akan terasa nikmat sekali”.
”Hubungannya dengan jilbab apa?”tanya Ais sekali lagi
”Memakai jilbab adalah perintah Allah, dan sebagian kecil dari ibadah. Apapun bentuknya segala sesuatu yang diperintahkan Allah itu semata-mata bukan untuk Allah, karena Allah itu Maha Kaya.. tetapi untuk kemaslahatan dan kebaikan umat manusia. Cuma terkadang manusia menilainya sebagai suatu kewajiban tanpa mau mengetahui hikmah yang tersembunyi di balik itu semua. Sehingga yang timbul adalah keterpaksaan, dan setelah menjalankannya nggak ada bekas apa-apa. Beda jika kamu merasa sebagai suatu kebutuhan, yang timbul adalah keikhlasan, jadi akan ringan…sekali. Jadi siapa yang butuh…”
”Ais, insya Allah aku gak keberatan karena ini semua demi kebaikan Ais”.
”Alhamdulillah…..” semuanya kompak berseru lantaran mensyukuri hidayah Allah yang datang untuk Ais. Diam-diam aku salut sama kakakku. Di umur semuda itu pemahaman agamnya sudah sedemikian hebatnya. Bagaimana ya, cara kedua orang tuaku mendidiknya.. aku benar-benar bangga menjadi bagian dari keluarga ini.

Tiba-tiba, sayup-sayup terdengar suara… makin lama semakin mengeras… ya suara seorang wanita yang sedang memukulkan tangannya. Sepertinya terbuat dari papan. Ya, benar dari papan. Perlahan-lahan kubuka mata yang lengket sekali seperti ada lemnya. Samar-samar terlihat seorang anak perempuan berjilbab putih, berseragam batik,wajahnya putih segar, seperti….
Mobilpun berhenti perlahan setelah berjalan sesaat. Entah mengapa waktu tiba-tiba bergerak sangat lambat. Sekilas aku melihatnya…dan detik demi detik bergeser, berlalu…dan akupun tanpa sengaja bergumam dalam hati
”Cantik juga….”
”Ya…tunggu-tunggu pir… orang hamil…..”, kenek metromini mengetuk-ngetukkan uang logaman ke pegangan tangan atas yang terbuat dari alumunium.
Gadis itupun menuruni anak tangga metromini dan keluar dari bus dengan kaki kiri. Sepertinya ia juga ketiduran sama seperti aku.
”Tarrik truss…..ayo, yang burung-burung siap-siap….”
Aku pun bersiap-siap. Karena satu halte lagi aku turun. Ketika hendak mematikan radio, tiba-tiba mengalun lagu terbaru JROCKS, I’m Falling in love. Ku dengarkan kata-katanya dengan seksama…

Kurasakan ku jatuh cinta
Saat pertama berjumpa..
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
………
Ntar dulu…sumpah deh, nih lagu kenapa ya….sepertinya persis dengan yang aku alami hari ini. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta? Tapi, perasaan tadi tuh cewek yang pakai jilbab nggak sedikitpun senyum. Pasti lagunya terlalu mendramatisir nih..
”Yang matraman..siap-siap…”, suara kenek mengingatkan penumpang yang hendak turun di matraman. Sementara itu suara khasnya Iman sang vokalis JROCKS terus saja mengalun melantunkan tembang anyar itu. Akupun berdiri bersiap-siap untuk turun. Tapi, setelah dipikir-pikir, lumayan juga sih tampang gadis berjilbab itu. Nggak malu-maluin kalau diajak pergi ke resepsi kawinan…(hehehe, ngarep banget sih…)
Mudah-mudahan aja suatu hari nanti bisa ketemu lagi, kan bisa kenalan, sekalian minta nomor hpnya. Apa mungkin dia mau kasih ya… biasanya kan kalau cewek cantik begitu nggak bakal sembarangan aja kasih nomor hp ke orang yang baru kenal. Sambil melangkahkan kaki kiri keluar dari metromini, entah kenapa perasaanku nggak enak.
Benar aja…akupun Istighfar, meskipun metromini itu sudah mulai jauh, dengan segenap tenaga aku berlari mengejar metromini itu. Dan, akhirnya dapat juga. Dengan napas yang masih terengah-engah aku mendekati kenek yang berdiri di pintu depan.
”Bang…maaf, tadi kembaliannya belum…”,ujarku sambil menyentuh bahunya dengan jari telunjukku dari belakang. Dengan santai ia memberikan beberapa lembaran uang ribuan sambil berkata….
”Maaf ya…gue lupa….”
”Nggak apa-apa bang, namanya juga lupa …khan nggak inget..”, balasku.
”Tapi lu hebat juga, besok-besok kalau gue lagi libur, lu mau khan gantiin?”
”Iye bang…catat aja nomer hp saya”.
”Tapi kayanya, lu lebih cocok jadi sprinter aja deh. Apa jangan-jangan kalo lagi tawuran lu larinya paling pertama lagi?”
”Ye…si abang, saya kan atlit catur. Bukan atlit lari cepat”
”Wah pantas aja…., kan kalo lagi dikejar kuda….?”
”Tau aja sih bang…..”, jawabku sambil nyengir kuda.
”Depan ya bang…”
Akupun turun dari metromini itu, berjalan menuju tangga penyebrangan. Sesampainya di seberang jalan, akupun menyetop mikrolet yang menuju ke arah Senen. Di depan jalan damai aku turun. Baru jalan beberapa langkah, tiba-tiba ada motor yang mengklaksonku.
”Do…bareng gak….” ternyata si Eko Budi, kawan sekelasku.
”Boleh deh…, tapi kenapa roman-romannya gak enak ya….”ujarku menyelidik
”Kaya gak tau aja do….gue mau pinjem PR sekalian nih…”
”Tuh kan…bener juga ada firasat gak enak…”
”Marcell kaleee firasat…dah buruan, percaya ga….gue nungguin lu dari shubuh nih…”
”Gak mau ah..percaya tuh sama Allah, kalo sama kamu mah musyrik…”
Dan benar aja, ternyata di kelas dah pada banyak yang nungguin kebetan. Aku juga bingung kenapa ada yang lebih pintar, tapi pada lebih seneng nyontek ke aku. Malahan ada yang bilang begini, kalo nyontek sama yang lain, jawabannya gak bisa dipertanggungjawabkan. Emangnya rapat paripurna MPR…
Jam pertama pun dilalui dengan sukses. Pak Harry, guru matematika yang super kejam, tersenyum bangga karena semua soal yang diberikan dijawab dengan benar di papan tulis.

Sementara itu di rumah, sehabis mandi, kak Isa kebingungan mencari-cari HPnya. Ibu yang lagi menyapu halaman depan ditanya. Atas anjuran ibu, iapun mencari-cari di atas kulkas. Tapi yang ia temukan hanya HPnya Edo, Nokia 3310 dengan casing pinknya yang ngejreng. Di bawahnya ada secarik kertas bertuliskan….

”….Kak Isa yang ganteng mirip Afghan, pinjem HPnya dulu yach…trims….”

Yang dipinjemin cuma nyengir doang. Tapi, memang nggak salah sih, buktinya teman-temannya Ais, sering banget datang ke rumah bahkan hampir tiap hari. Bahkan ada yang namanya..Miss Yagitushi…(sebenarnya namanya Lusi Febriani kata Ais. Tapi berhubung setiap ngomong selalu aja ngucapin Iya Gitu Siiich, jadi dipanggil Miss Yagitushi dech…), senang banget nginap di rumah. Ada aja alasannya. Belajar kelompok, bikin makalah, kliping, ngerjain tugas, dll. Padahal, hanya ingin lihat kak Isa aja. Yang lucunya lagi, tadinya tuh anak nggak pernah ke rumahnya Ais. Pertama kali dia lihat kak Isa, dia langsung ambil buku dari dalam tasnya, trus minta tanda tangan gitu. Dikiranya kak Isa tuh Afghan beneran. Setelah dijelasin sama Ais, Lusi jadi malu sendiri. Sejak itu dia jadi rajin main ke rumah.

DAN

Senin, 14 Maret 2011

SALMAN AL-FARISY si pencari kebenaran

SALMAN AL-FARISY si pencari kebenaran

Sesungguhnya siapa yang mencari kebenaran, pasti akan menemuinya. Kisah ini adalah kisah benar pengalaman seorang manusia mencari agama yang benar (hak), yaitu pengalaman Salman Al-Farisy
Marilah kita simak Salman menceritakan pengalamannya selama mengembara mencari agama yang hak itu. Dengan ingatannya yang kuat, ceritanya lebih lengkap, terperinci dan lebih terpercaya. seorang sahabat Rasulullah saw.
Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Salman al-Farisi Radhiyallahu 'Anhu menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Kata Salman, "Saya pemuda Parsi, penduduk kota Isfahan, berasal dari desa Jayyan. Bapakku pemimpin Desa. Orang terkaya dan berkedudukan tinggi di situ. Aku adalah insan yang paling disayangi ayah sejak dilahirkan. Kasih sayang beliau semakin bertambah seiring dengan peningkatan usiaku, sehingga karena teramat sayang, aku dijaga di rumah seperti anak gadis.
Aku mengabdikan diri dalam Agama Majusi (yang dianut ayah dan bangsaku). Aku ditugaskan untuk menjaga api penyembahan kami supaya api tersebut sentiasa menyala.
Ayahku memiliki kebun yang luas, dengan hasil yang banyak Karena itu beliau menetap di sana untuk mengawasi dan memungut hasilnya. Pada suatu hari bapak pulang ke desa untuk menyelesaikan suatu urusan penting. Beliau berkata kepadaku, "Hai anakku! Bapak sekarang sangat sibuk. Kerana itu pergilah engkau mengurus kebun kita hari ini menggantikan Bapak.''
Aku pergi ke kebun kami. Dalam perjalanan ke sana aku melalui sebuah gereja Nasrani. Aku mendengar suara mereka sedang sembahyang. Suara itu sangat menarik perhatianku.
Sebenarnya aku belum mengerti apa-apa tentang agama Nasrani dan agama-agama lain. Kerana selama ini aku dikurung bapak di rumah, tidak boleh bergaul dengan siapapun. Maka ketika aku mendengar suara mereka, aku tertarik untuk masuk ke gereja itu dan mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Aku kagum dengan cara mereka bersembahyang dan ingin menyertainya.
Kataku, "Demi Allah! ini lebih bagus daripada agama kami."Aku tidak berganjak dari gereja itu sehinggalah petang. Sehingga aku terlupa untuk ke kebun.
Aku bertanya kepada mereka, "Dari mana asal agama ini?"
"Dari Syam (Syria)," jawab mereka.
Setelah hari senja, barulah aku pulang. Bapak bertanyakan urusan kebun yang ditugaskan beliau kepadaku.
Jawabku, "Wahai, Bapak! Aku bertemu dengan orang sedang sembahyang di gereja. Aku kagum melihat mereka sembahyang. Belum pernah aku melihat cara orang sembahyang seperti itu. Karena itu aku berada di gereja mereka sampai petang."
Bapak menasihati akan perbuatanku itu. Katanya, "Hai, anakku! Agama Nasrani itu bukan agama yang baik. Agamamu dan agama nenek moyangmu (Majusi) lebih baik dari agama Nasrani itu!"
Jawabku, "Tidak! Demi Allah! Sesungguhnya agama merekalah yang lebih baik dari agama kita."
Bapak khawatir dengan ucapanku itu. Dia takut kalau aku murtad dari agama Majusi yang kami anuti. Karena itu dia mengurungku dan membelenggu kakiku dengan rantai.
Ketika aku memperoleh kesempatan, kukirim surat kepada orang-orang Nasrani minta tolong kepada mereka untuk memaklumkan kepadaku andai ada kafilah yang akan ke Syam supaya memberitahu kepadaku. Tidak berapa lama kemudian, datang kepada mereka satu kafilah yang hendak pergi ke Syam. Mereka memberitahu kepadaku.
Maka aku berusaha untuk membebaskan diri daripada rantai yang membelengu diriku dan melarikan diri bersama kafilah tersebut ke Syam.
Sampai di sana aku bertanya kepada mereka, "Siapa kepala agama Nasrani di sini?"
"Uskup yang menjaga "jawab mereka.
Aku pergi menemui Uskup seraya berkata kepadanya, "Aku tertarik masuk agama Nasrani. Aku bersedia menjadi pelayan anda sambil belajar agama dan sembahyang bersama-sama anda."
'Masuklah!" kata Uskup.
Aku masuk, dan membaktikan diri kepadanya sebagai pelayan.
Setelah beberapa lama aku berbakti kepadanya, tahulah aku Uskup itu orang jahat. Dia menganjurkan jama'ahnya bersedekah dan mendorong umatnya beramal pahala. Bila sedekah mereka telah terkumpul, disimpannya saja dalam perbendaharaannya dan tidak dibagi-bagikannya kepada fakir miskin sehingga kekayaannya telah berkumpul sebanyak tujuh peti emas.
Aku sangat membencinya karena perbuatannya yang mengambil kesempatan untuk mengumpul harta dengan duit sedekah kaumnya. tidak lama kemudian dia meninggal. Orang-orang Nasrani berkumpul hendak menguburkannya.
Aku berkata kepada mereka, 'Pendeta kalian ini orang jahat. Dianjurkannya kalian bersedekah dan digembirakannya kalian dengan pahala yang akan kalian peroleh. Tapi bila kalian berikan sedekah kepadanya disimpannya saja untuk dirinya, tidak satupun yang diberikannya kepada fakir miskin."
Tanya mereka, "Bagaimana kamu tahu demikian?"
Jawabku, "Akan kutunjukkan kepada kalian simpanannya."
Kata mereka, "Ya, tunjukkanlah kepada kami!"
Maka kuperlihatkan kepada mereka simpanannya yang terdiri dan tujuh peti, penuh berisi emas dan perak. Setelah mereka saksikan semuanya, mereka berkata, "Demi Allah! Jangan dikuburkan dia!"
Lalu mereka salib jenazah uskup itu, kemudian mereka lempari dengan batu. Sesudah itu mereka angkat pendeta lain sebagai penggantinya. Akupun mengabdikan diri kepadanya. Belum pernah kulihat orang yang lebih zuhud daripadanya. Dia sangat membenci dunia tetapi sangat cinta kepada akhirat. Dia rajin beribadat siang malam. Kerana itu aku sangat menyukainya, dan lama tinggal bersamanya.
Ketika ajalnya sudah dekat, aku bertanya kepadanya, "Wahai guru! Kepada siapa guru mempercayakanku seandainya guru meninggal. Dan dengan siapa aku harus berguru sepeninggalan guru?"
Jawabnya, "Hai, anakku! Tidak seorang pun yang aku tahu, melainkan seorang pendeta di Mosul, yang belum merubah dan menukar-nukar ajaran-ajaran agama yang murni. Hubungi dia di sana!"
Maka tatkala guruku itu sudah meninggal, aku pergi mencari pendeta yang tinggal di Mosul. Kepadanya kuceritakan pengalamanku dan pesan guruku yang sudah meninggal itu.
Kata pendeta Mosul, "Tinggallah bersama saya."
Aku tinggal bersamanya. Ternyata dia pendeta yang baik. Ketika dia hampir meninggal, aku berkata kepada nya, "Sebagaimana guru ketahui, mungkin ajal guru sudah dekat. Kepada siapa guru mempercayai seandainya guru sudah tiada?"
Jawabnya, "Hai, anakku! Demi Allah! Aku tak tahu orang yang seperti kami, kecuali seorang pendeta di Nasibin. Hubungilah dia!"
Ketika pendeta Mosul itu sudah meninggal, aku pergi menemui pendeta di Nasibin. Kepadanya kuceritakan pengalamanku serta pesan pendeta Mosul.
Kata pendeta Nasibin, "Tinggallah bersama kami!"
Setelah aku tinggal di sana, ternyata pendeta Nasibin itu memang baik. Aku mengabdi dan belajar dengannya sehinggalah beliau wafat. Setelah ajalnya sudah dekat, aku berkata kepadanya, "Guru sudah tahu perihalku maka kepada siapa harus kuberguru seandainya guru meninggal?"
Jawabnya, "Hai, anakku! Aku tidak tahu lagi pendeta yang masih memegang teguh agamanya, kecuali seorang pendeta yang tinggal di Amuria. Hubungilah dia!"
Aku pergi menghubungi pendeta di Amuria itu. Maka kuceritakan kepadanya pengalamanku.
Katanya, "Tinggallah bersama kami!
Dengan petunjuknya, aku tinggal di sana sambil mengembala kambing dan sapi. Setelah guruku sudah dekat pula ajalnya, aku berkata kepadanya, "Guru sudah tahu urusanku. Maka kepada siapakah lagi aku akan anda percayai seandainya guru meninggal dan apakah yang harus kuperbuat?"
Katanya, "Hai, anakku! Setahuku tidak ada lagi di muka bumi ini orang yang berpegang teguh dengan agama yang murni seperti kami. Tetapi sudah hampir tiba masanya, di tanah Arab akan muncul seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama Nabi Ibrahim.
Kemudian dia akan berpindah ke negeri yang banyak pohon kurma di sana, terletak antara dua bukit berbatu hitam. Nabi itu mempunyai ciri-ciri yang jelas. Dia mau menerima dan memakan hadiah, tetapi tidak mau menerima dan memakan sedekah. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian. Jika engkau sanggup pergilah ke negeri itu dan temuilah dia!"
Setelah pendeta Amuria itu wafat, aku masih tinggal di Amuria, sehingga pada suatu waktu segerombolan saudagar Arab dan kabilah "Kalb" lewat di sana. Aku berkata kepada mereka, "Jika kalian mahu membawaku ke negeri Arab, aku berikan kepada kalian semua sapi dan kambing-kambingku."
Jawab mereka, "Baiklah! Kami bawa engkau ke sana."
Maka kuberikan kepada mereka sapi dan kambing peliharaanku semuanya. Aku dibawanya bersama-sama mereka. Sesampainya kami di Wadil Qura aku ditipu oleh mereka. Aku dijual kepada seorang Yahudi. Maka dengan terpaksa aku pergi dengan Yahudi itu dan berkhidmat kepadanya sebagai hamba. Pada suatu hari anak saudara majikanku datang mengunjunginya, iaitu Yahudi Bani Quraizhah, lalu aku dibelinya daripada majikanku.
Aku berpindah ke Yastrib dengan majikanku yang baru ini. Di sana aku melihat banyak pohon kurma seperti yang diceritakan guruku, Pendeta Amuria. Aku yakin itulah kota yang dimaksud guruku itu. Aku tinggal di kota itu bersama majikanku yang baru.
Ketika itu Nabi yang baru diutus sudah muncul. Tetapi baginda masih berada di Makkah menyeru kaumnya. Namun begitu aku belum mendengar apa-apa tentang kehadiran serta da'wah yang baginda sebarkan karena aku terlalu sibuk dengan tugasku sebagai hamba.
Tidak berapa lama kemudian, Rasulullah saw. berpindah ke Yastrib. Demi Allah! Ketika itu aku sedang berada di puncak pohon kurma melaksanakan tugas yang diperintahkan majikanku. Dan majikanku itu duduk di bawah pohon. Tiba-tiba datang anak saudaranya mengatakan, "Biar mampus Bani Qaiah!( kabilah Aus dan Khazraj) Demi Allah! Sekarang mereka berkumpul di Quba' menyambut kedatangan lelaki dari Makkah yang mendakwa dirinya Nabi."
Mendengar ucapannya itu badanku terasa panas dingin seperti demam, sehingga aku menggigil karenanya. Aku khawatir akan jatuh dan tubuhku akan menimpa majikanku. Aku segera turun dari puncak ponon, lalu bertanya kepada tamu itu, "Apa kabar anda? Cobalah kabarkan kembali kepadaku!"
Majikanku marah dan memukulku seraya berkata, "Ini bukan urusanmu! Kerjakan tugasmu kembali!"
Keesokannya aku mengambil buah kurma seberapa banyak yang mampu kukumpulkan. Lalu kubawa ke hadapan Rasulullah saw..
Kataku "Aku tahu tuan orang soleh. Tuan datang bersama-sama sahabat tuan sebagai perantau. Inilah sedikit kurma dariku untuk sedekahkan kepada tuan. Aku lihat tuanlah yang lebih berhak menerimanya daripada yang lain-lain." Lalu aku ulurkan kurma itu ke hadapannya.
Baginda berkata kepada para sahabatnya, "silakan kalian makan,...!" Tetapi baginda tidak menyentuh sedikit pun makanan itu apalagi untuk memakannya.
Aku berkata dalam hati, "Inilah satu di antara ciri-cirinya!"
Kemudian aku pergi meninggalkannya dan kukumpulkan pula sedikit demi sedikit kurma yang terdaya kukumpulkan. Ketika Rasulullah saw. pindah dari Quba' ke Madinah, kubawa kurma itu kepada baginda.
Kataku, "Aku lihat tuan tidak mau memakan sedekah. Sekarang kubawakan sedikit kurma, sebagai hadiah untuk tuan."
Rasulullah saw. memakan buah kurma yang kuhadiahkan kepadanya. Dan baginda mempersilakan pula para sahabatnya makan bersama-sama dengannya. Kataku dalam hati, "ini ciri kedua!"
Kemudian kudatangi baginda di Baqi', ketika baginda menghantar jenazah sahabat baginda untuk dimakamkan di sana. Aku melihat baginda memakai dua helai kain. Setelah aku memberi salam kepada baginda, aku berjalan mengekorinya sambil melihat ke belakang baginda untuk melihat tanda kenabian yang dikatakan guruku.
Agaknya baginda mengetahui maksudku. Maka dijatuhkannya kain yang menyelimuti belakangnya, sehingga aku melihat dengan jelas tanda kenabiannya.
Barulah aku yakin, dia adalah Nabi yang baru diutus itu. Aku terus memeluk bagindanya, lalu kuciumi dia sambil menangis.
Tanya Rasulullah, "Bagaimana khabar Anda?"
Maka kuceritakan kepada beliau seluruh kisah pengalamanku. Beliau kagum dan menganjurkan supaya aku menceritakan pula pengalamanku itu kepada para sahabat baginda. Lalu kuceritakan pula kepada mereka. Mereka sangat kagum dan gembira mendengar kisah pengalamanku.
Berbahagilah Salman Al-Farisy yang telah berjuang mencari agama yang hak di setiap tempat. Berbahagialah Salman yang telah menemukan agama yang hak, lalu dia iman dengan agama itu dan memegang teguh agama yang diimaninya itu. Berbahagialah Salman pada hari kematiannya, dan pada hari dia dibangkitkan kembali kelak.
Salman sibuk bekerja sebagai hamba. Dan karena inilah yang menyebabkan Salman terhalang mengikuti perang Badar dan Uhud. "Rasulullah saw. suatu hari bersabda kepadaku, "Mintalah kepada majikanmu untuk bebas, wahai Salman!" Maka majikanku membebaskan aku dengan tebusan 300 pohon kurma yang harus aku tanam untuknya dan 40 uqiyah.
Kemudian Rasulullah saw. mengumpulkan para sahabat dan bersabda, "Berilah bantuan kepada saudara kalian ini." Mereka pun membantuku dengan memberi pohon (tunas) kurma. Seorang sahabat ada yang memberiku 30 pohon, atau 20 pohon, ada yang 15 pohon, dan ada yang 10 pohon, setiap orang sahabat memberiku pohon kurma sesuai dengan kadar kemampuan mereka, sehingga terkumpul benar-benar 300 pohon.
Setelah terkumpul Rasulullah saw. bersabda kepadaku, "Berangkatlah wahai Salman dan tanamlah pohon kurma itu untuk majikanmu, jika telah selesai datanglah kemari aku akan meletakkannya di tanganku."
Aku pun menanamnya dengan dibantu para sahabat. Setelah selesai aku menghadap Rasulullah saw. dan memberitahukan perihalku, Kemudian Rasulullah saw. keluar bersamaku menuju kebun yang aku tanami itu. Kami dekatkan pohon (tunas) kurma itu kepada baginda dan Rasulullah saw. pun meletakkannya di tangan baginda. Maka, demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, tidak ada sebatang pohon pun yang mati.
Untuk tebusan pohon kurma sudah dipenuhi, aku masih mempunyai tanggungan wang sebesar 40 uqiyah. Kemudian Rasulullah saw. membawa emas sebesar telur ayam hasil dari rampasan perang. Lantas baginda bersabda, "Apa yang telah dilakukan Salman al-Farisi?"
Kemudian aku dipanggil baginda, lalu baginda bersabda, "Ambillah emas ini, gunakan untuk melengkapi tebusanmu wahai Salman!"
"Wahai Rasulullah saw., bagaimana status emas ini bagiku? Soalku inginkan kepastian daripada baginda.
Rasulullah menjawab, "Ambil saja! Insya Allah, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberi kebaikan kepadanya." Kemudian aku menimbang emas itu. Demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, berat ukuran emas itu 40 uqiyah. Kemudian aku penuhi tebusan yang harus aku serahkan kepada majikanku, dan aku dimerdekakan.
Setelah itu aku turut serta bersama Rasulullah saw. dalam perang Khandaq, dan sejak itu tidak ada satu peperangan yang tidak aku ikuti.'
(HR. Ahmad, 5/441; ath-Thabrani dalam al-Kabir(6/222); lbnu Sa'ad dalamath-Thabagat, 4/75; al-Balhaqi dalam al-kubra, 10/323).
Salman Al-Farisy adalah sahabat yang mengusulkan agar membangun parit untuk mengelilingi kota madinah pada tahun ke-5 H. Parit atau khandaq adalah strategi perang bangsa parsi. Menghadapi kepungan ± 10.000 pasukan kaum kafirin Quraisy yang didukung juga oleh seluruh kabilah-kabilah arab, maka usulan Salmanpun disetujui. Bahkan Rasulullah sendiri ikut dalam penggalian parit. Selama 10 bulan dikepung, masyarakat madinah dapat bertahan karena sudah memiliki ketahanan pangan yang memadai sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Sebaliknya kaum Quraisy kehabisan bahan makanan dan Allah membantu orang-orang beriman dengan mengirimkan angin yang amat kencang (ahzab), sehingga pasukan quraisy mundur dan bubar. Dan peperanganpun dimenangkan oleh kaum muslimin.
Sifatnya yang jujur, dan pantang menyerah dalam mencari kebenaran telah mengantarkan Salman menjadi salah seorang sahabat yang namanya tertulis indah dalam catatan sejarah. Selain itu keberaniannya mengemukakan ide serta pendapat telah menyelamatkan dan memenangkan kaum muslimin dalam peperangan khandaq. Begitu juga dengan kita hari ini, tanpa terasa kitapun kini tengah mengukir sejarah. Dan itu semua tergantung kita, adakah kita ingin mengisinya dengan tinta emas? Jadi, istiqomahlah dan do the best.

DAKWAH, SENI DAN KUNGFU TAICHI

DAKWAH, SENI DAN KUNGFU TAICHI


Sebuah judul yang mungkin terdengar sedikit ‘nyeleneh’ sehingga bisa jadi yang membacapun akan mengira bahwa sang penulis pasti Jaka Sembung, alias nggak nyambung. Itu terserah para pembaca yang budiman. Di sini saya hanya berusaha untuk memberikan sebuah gambaran bahwa ada sebuah hubungan atau relasi yang erat di antara ketiganya, dakwah, seni dan kungfu taichi
Dakwah dalam tatanan bahasa berarti penyiaran ; propaganda. Lebih mengarah kepada penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat dengan tujuan untuk menyeru, memeluk, mempelajari dan mengamalkan agama. Menyiarkan dapat juga berarti memberikan penerangan. Berarti ada sebuah kondisi gelap atau dengan kata lain belum tahu, sebelum diberikan penerangan (dakwah). Seperti layaknya sebuah kamar tanpa adanya penerangan (lampu). Pasti gelap gulita, sehingga benda yang ada di depannya yang seharusnya ia hindari (jika ia dalam kondisi terang), karena dalam kondisi gelap maka ditabraknyalah benda itu.
Begitu juga manusia, terlahir dalam kondisi tidak tahu apa-apa, gelap, bodoh. Maka tepat sekali mengapa Allah menyeru manusia untuk Iqra’. Membaca, belajar tentunya perlu sarana pembelajaran, penyiaran. Itulah mengapa dakwah merupakan sebuah proses yang seharusnya tidak boleh pernah terputus hingga akhir hayat manusia. Karena dengan adanya dakwah, manusia akan memiliki pengetahuan yang akan mengangkatnya menjadi manusia dengan derajat tertinggi di sisi Allah, ialah manusia yang bertakwa.
Dalam ilmu fisika, sebuah benda dikatakan memiliki efisiensi yang sempurna jika perbandingan antara output dan inputnya adalah sama dengan 1 (satu). Warna hitam ternyata warna yang memiliki efisiensi tertinggi (=1) dalam penyerapan kalor.
Dakwah pada umumnya mengajak kepada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah perbuatan buruk (mungkar). Lalu pertanyaannya, bagaimanakah caranya agar dakwah mampu memberikan hasil (output) sesuai dengan input (seruan/ajakan) yang diberikan seorang da’i? Jika ajakan sang da’i adalah mengajak hadirin untuk mentaati perintah Allah, maka hasilnya adalah yang hadir dalam da’wah tersebut mau untuk mentaatinya dan begitu pula sebaliknya. Menjalankan dengan penuh keikhlasan (100% taat) adalah hasil tertinggi dalam berdakwah. Dan itu bisa dikatakan sama dengan efisiensi dalam ilmu fisika (100 dibagi 100 sama dengan 1 khan...).


Seni dalam berdakwah

Budi adalah pengamen dengan latar belakang pendidikan SMU. Ia memilih mengamen sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena umurnya yang sudah 25 tahun. Di umur tersebut sangatlah sulit bagi lulusan SMU untuk mendapat pekerjaan karena harus bersaing dengan fresh graduate yang terus bertambah tiap tahun dan rata-rata perusahaan membatasi umur pencari kerja.
Dengan latar belakang anak band, vokalis sekaligus gitaris, ia naik-turun bus setiap hari, berusaha dengan sepenuh hati menghibur para penumpang di bus yang dinaikinya. Dengan kejelian nalurinya, lagu-lagu yang dimainkan tergantung dari berapa banyak rata-rata usia penumpangnya. Lagu-lagu nostalgia atau lagu memori bagi yang berusia 40 tahun ke atas, dan lagu top 20 inbox untuk kalangan anak muda. Ia juga suka memainkan lagu-lagu request dari penumpangnya sebagai bentuk interaksi dan mengambil hati juga menghidupkan suasana. Pantas saja, tiap hari mengamen ia bisa mendapatkan 50 s/d 70 ribu hanya dalam waktu 5-6 jam. Memang pilihannya tepat untuk mengamen di bus AC, karena selain bus dengan pintu tertutup sehingga suara nyanyiannya dapat terdengar, penumpang bus AC juga terkenal lebih royal untuk memberikan tips bagi pengamen. Tidak lupa juga, sepulang mengamen Budi terus mengasah kemampuan mengamennya baik dengan latihan band bersama teman-temannya, beli buku kord musik lagu-lagu anyar untuk menambah perbendaharaan lagu, ataupun nongkrong bareng tukar-menukar lagu dengan temannya, mencatat teks lagu-lagu baik lagu nostalgia ataupun lagu baru. Hal tersebut dilakukannya setiap hari sambil bernyanyi dan main gitar di depan mulut gang dekat kontrakannya.
Bandingkan dengan Norman, berbekal tertarik dengan uang yang didapatkan Budi setiap hari, iapun memutukan mengamen juga. Meskipun latar belakang pendidikan yang sama, Norman hanya sekedar menyanyi saja. Niatannya untuk mencari uang, bukan menghibur penumpang bus. Cukup satu lagu kilahnya. Semakin banyak bus yang dinaiki, pikirnya akan semakin banyak ia mendapat uang.
Seorang da’i tak ubahnya seperti seniman. Niat berdakwahnya haruslah tulus sepenuh hati hanya karena mengharap ridha Allah. Ia jeli melihat masyarakat / umat yang datang. Dari kalangan menengah ke bawahkah? Mahasiswa / pedagangkah / atau pengusaha? Dsb. Dari situlah ia memilih tema dakwah yang akan disampaikan. Juga memilih bahasa penyampaian yang tepat sasaran sesuai dengan rata-rata umat yang hadir. Larut dan berinteraksi dengan jamaah yang datang dengan aktif mengadakan percakapan dua arah diselingi dengan guyonan yang menghangatkan suasana. Di waktu senggangnya sang da’i terus meningkatkan keilmuannya dengan banyak membaca buku, artikel, baik berita-berita terkini ataupun sejarah, dsb. Selain itu ia juga saling bertukar tips dan ilmu dengan da’i yang lainnya.

Dakwah dan kungfu Taichi

Kungfu Taichi adalah seni beladiri yang mengandalkan pernapasan. Ia menggunakan energi dan tenaga yang dimiliki lawan tandingnya untuk mengalahkannya. Berbeda dengan kungfu-kungfu lain yang menggunakan power/tenaga, taichi amat sangat efisien dalam hal penggunaan tenaga.
Mario Teguh mungkin seorang contoh yang tepat dalam hal ini. Ia memang bukan seorang da’i. Akan tetapi caranya yang dipakai dalam menghadapi audiens yang ataupun orang-orang yang bertanya kepadanya, sungguh amat mengesankan. Perhatikan saja bagamana ia merespon pertanyaan yang dilontarkan...."pertanyaan super", atau kalimat, "akan lebih baik jika kita"...itulah kata-kata dan kalimat yang sering diungkapkan sang motivator. Jelas saja sang penanya akan merasa dihargai sekali akan pertanyaannya dan akan mendengarkan serta menanti jawaban dari sang motivator. Menerima tenaga lawan yang datang sebagai tenaga untuk menjawabnya.
Begitu juga dalam berdakwah. Allah AWT berfirman dalam Al-Qur’an surah 3/159 :
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Tangan yang membuka, mata yang berbinar memancarkan ketulusan, kata-kata dan kalimat yang menyejukkan hati, itulah beberapa sikap berlaku lemah lembut dalam menyambut perrtanyaan yang datang. Hal ini bagaikan oase di tengah padang pasir. Sungguh melepaskan dahaga yang selama ini mendera. Maka apapun jawabannya, pasti akan serta merta diterima oeh penanya.
Demikian adanya, semoga bermanfaat. Wallahu A’alam.

KONFERENSI IBLIS SEJAGAD

KONFERENSI IBLIS SEJAGAD


Dari luar gedung konferensi terdengar teriakan-teriakan para pengunjuk rasa. Ternyata para demonstran tersebut menuntut haknya untuk kembali dipekerjakan karena sudah lama mereka menganggur.
Kembalikan pekerjaan kami….
Anak kami mau makan apa…
Sekolah mau bayar pakai apa…
Dll…
Tapi yang aneh mereka begitu tertib, dengan poster-poster besar berisikan tuntutan-tuntutan, tidak ada aksi saling dorong dengan pihak keamanan. Tidak ada aksi anarkis, saling lempar, sehingga menghancurkan fasilitas-fasilitas yang ada.
Di dalam gedung konferensi, sang ketua konferensi memanggil ketua satuan pengamanan gedung konferensi untuk memperketat pengamanan demi lancarnya sidang. Seketika datanglah yang dipanggil hanya dalam sekejap mata.
”Saya menghadap pak Ketua yang terhormat…”ujarnya sambil membungkuk memberi salam.
”Ada apa di luar? Konferensi ini telah diadakan sepanjang umur manusia di muka bumi. Mengapa ada keributan? Benar-benar di luar kewajaran. Tolong panggil koordinator lapangan demo itu untuk menghadap. Apa saja tuntutan mereka”.
”Baik ketua….”jawabnya
Hanya selang dua kedipan mata, datanglah ketua koordinator aksi itu. Mahluk yang sangat buruk rupa sama seperti yang hadir dalam konferensi tersebut.
”Ada apa ini, tidak pernah terjadi selama ribuan tahun kita melaksanakan konferensi. Tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi…”, pinta sang ketua
”Baiklah ketua… bangsa kita sebentar lagi akan mengalami krisis, karena banyak dari kami yang menganggur”.
”Ini sesuatu yang amat luar biasa, bagaimana mungkin bangsa kita yang begitu besar dan hebat bisa mengalami krisis karena banyaknya pengangguran. Coba kamu jelaskan secara terperinci…”, sekali lagi sang ketua konferensi meminta dengan sedikit kebingungan di raut mukanya.

Bangsa setan dan iblis di seluruh dunia mengadakan konferensi setiap tahun di alamya yang ghaib. Tentunya gedung konferensi yang di maksud tidak dapat terlihat dengan kasat mata. Dan konferensi ini sudah berlangsung ribuan tahun yang lalu.
Masalah-masalah yang dibahas adalah sudah pasti cara-cara dan juga trik-trik menjerumuskan manusia ke lembah kemaksiatan. Awalnya dengan membisikkan kata malas. Malas ahh ibadah atau malas ah sholat shubuh sehingga akhirnya lama kelamaan terbiasa dan tidak merasa sebagai sebuah dosa.
Itu kalau tentang ibadah. Lain lagi kalau tentang kemaksiatan, kata-kata yang dibisikkan biasanya…coba dulu aja sedikit, nggak apa-apa lagi…jangan sampai kamu nggak tahu rasanya…begitu bujuknya. Atau dengan rayuan…mumpung masih muda, kapan lagi…nanti aja…
Kalau manusia sudah jenuh dengan perbuatan maksiatnya dan ingin bertaubat sehingga kembali kepada fitrahnya yang semula menjadi bersih. Di saat itulah ia membisikkan kepada manusia…udah..nanti saja taubatnya..masih sedikit ini, Allah kan Maha Penerima Taubat. Yang jelas dengan berbagai macam cara mereka menghasut manusia agar menunda taubatnya dan pada lupa bertaubat hingga akhir hayatnya.
Dengan segala kelicikannya dan tipu muslihatnya, mereka sangat sabar sekali menunggu hingga manusia itu lengah lalu dibisikkanlah kata-kata yang menyesatkan itu sedikit demi sedikit.
Mereka juga memiliki tingkatan-tingkatan keahlian. Jika manusia itu ahli maksiat, maka diberikanlah kepada setan- setan yang baru belajar atau tingkatan yang paling bawah. Begitu seterusnya tergantung dari kadar keimanan seseorang. Dan kepada yang ahli ibadah, mereka menugaskan yang paling ahli. Mereka, para iblis, membuka 99 pintu kebaikan demi terbukanya satu pintu kejahatan. Pada awalnya dipujinya sang ahli ibadah terus menerus hingga pada saatnya timbullah sifat riya’, yaitu sifat ingin dipuji. Sampai di titik ini iblis sangat gembira sekali, karena sang ahli ibadah itu melakukan kebajikan bukan untuk Allah semata, tapi untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Jika ia miskin namun ahli dalam ibadah, kami bisikkan bahwa Allah tidak lagi mendengarkan apa yang dimintanya. Sehingga kemiskinan tetap saja menghingggapinya. Dan pada akhirnya si miskin itu apatis dan tidak percaya lagi kepada Allah.
Begitu juga kepada yang kaya, kami bisikkan kepada mereka bahwa apa saja harta yang mereka dapatkan adalah hasil jerih payah mereka dan bukanlah karena anugerah dan rahmat serta karunia dari Allah. Jadi buat apa untuk dibagi kepada yang lain. Itu hanya membuat orang miskin menjadi malas dan tidak mau bekerja. Belum lagi

Sementara itu di dalam gedung konferensi, sang ketua demo menjelaskan secara detil apa yang sebenarnya terjadi…
”Jadi…pada intinya kemajuan peradaban yang telah dicapai oleh manusia telah membuat diri mereka semakin sombong dan angkuh sehingga dengan kehebatan otak yang mereka miliki, mereka anggap mampu untuk mengatur dengan aturan-aturan serta norma-norma yang mereka buat sendiri. Padahal, seperti yang kita semua ketahui, disinilah kita para setan berperan untuk merasuki akal serta pikiran mereka dengan sangat mudahnya sehingga apa yang mereka buat hanyalah untuk menghancurkan diri mereka sendiri karena menganggap apa yang diturunkan Allah adalah sesuatu yang sudah usang dan relevan lagi dengan zaman ini.
Belum lagi dengan kemajuan teknologi yang mereka capai yang seharusnya membuat mereka bertambah tunduk kepada Allah, sehingga apa yang mereka ciptakan bersahabat dengan alam dan manusia. Tapi, kami hasut mereka dengan iming-iming kekuasaan, kekayaan yang melimpah ruah yang karenanya timbulah sifat tamak dan serakah serta iri dan dengki diantara mereka. Dan lihatlah apa yang telah terjadi, nuklir-nuklir yang seharusnya bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia, karena dikuasai oleh orang-orang yang telah kami racuni dengan ketamakan dan keserakahan, maka dibuat sebagai senjata pemusnah massal.
Demikian juga halnya dengan TV, handphone, internet dll. Di sana telah kami sebarkan virus-virus kemaksiatan dan hasilnya banyak manusia yang tejerat masuk dalam perangkap kami yang mempercepat laju kebobrokan ahlak.
Kenapa bisa dibilang mempercepat laju kebobrokan ahlak? Karena kejahatan yang dilakukan tidak perlu bertemu secara langsung. Ambil contoh internet, dengannya manusia bisa berjudi dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Bertransaksi apapun bentuknya mulai dari memesan majalah porno, wanita atau pria untuk diajak kencan dan berhubungan intim, dan banyak lagi.
Sistem kejahatan yang kita bangun telah menciptakan manusia menjadi mahluk yang paling rendah di mata Allah SWT. Bahkan sebelum kami membisikkan sesuatu, mereka telah lebih dahulu melakukan kejahatan…”jelas sang ketua demo panjang lebar.
”Bukankah itu bagus?”, sang ketua bertanya.
”Memang. Tetapi akhir-akhir ini kami banyak yang menganggur karena tidak ada pekerjaan”.
”Baiklah kalau begitu, tuntutan kalian akan dipenuhi. Kesejahteraan tetap akan diberikan tanpa kalian bekerja. Tapi perlu diingat, cahaya Allah tidak akan pernah pudar. Itulah tugas kalian, awasi, dan padamkan segera bila muncul. Dan satu lagi….”
”Apa itu ketua?”
”Bubarkan aksi demo kalian tanpa kerusuhan”
”Demi Allah ketua, meskipun kami bangsa iblis dan setan, pantang bagi kami untuk berbuat kerusuhan, apalagi sampai merusak dan jatuh korban. Karena kami paham bahwa kami ini lebih tinggi derajatnya dibanding manusia. Sebelumnya terima kasih ketua, dan para hadirin semua”.

DIALOG BUMI

DIALOG BUMI

”Hallo.., adikku bumi,mengapa engkau termenung? Ada apa gerangan? Apakah aku punya salah kepadamu?”tanya merkurius.
”Entahlah kak,aku juga bingung ingin berkata apa. Manusia sekarang tampaknya sudah tidak mau peduli lagi kak..”.
”Sebentar, aku mau hubungi yang lainnya”. Tidak beberapa lamapun mereka, sembilan planet yang menghuni tatasurya, Merkurius, Mars, Bumi, Venus, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, telah tersambung dan berbicara satu sama lainnya. Maklum zaman telah canggih, jadi dengan mudahnya mereka berbicara secara bersamaan. Tidak seperti zaman dahulu yang harus berkirim surat untuk komunikasi. Zaman sekarang gitu loh…
”Sebenarnya kami iri denganmu. Tanya saja dengan yang lain. Di antara berjuta bahkan mungkin milyaran planet yang ada di alam semesta ini, kamulah yang paling sempurna. Coba lihat.., Allah telah menempatkan manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna tinggal denganmu”, kata Jupiter.
”Tapi, bukankah ini merupakan skenario dari Allah bahwa merekalah yang memang berhak mendiami aku, jadi mengapa harus kalian iri denganku?”kata bumi sambil berusaha membela diri.
Semuanya terdiam sambil membenarkan apa yang dikatakan bumi walaupun hanya dalam hati masing-masing.”Lalu apa gunanya planet-planet yang lain kalau tidak bisa ditempati?”,kata Pluto, planet terujung di tata surya.
”Agar manusia memahami bahwa Allah itu Maha Besar, sedangkan manusia itu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan luas jagad raya ini. Baru diguncang gempa saja, mereka sudah banyak yang mati. Padahal itu hanya lapisanku yang bergeser sedikit”.kata Bumi menjelaskan.
”Iya…aku juga lihat di televisi”,kata Pluto.
”Memangnya siaran TV sampai ke tempat kamu?”,kata mars bernada menyindir.
”Ya iya…lah, masa ya iya si..hh. Walaupun aku paling ujung, bukan berarti aku ketinggalan informasi. Sekarang aku sudah langganan TV kabel, kemarin juga nonton tsunami jepang!”,jawab Pluto.
”Kenna deh…”, serentak yang lainnya berujar sambil tertawa, membuat wajah Mars yang memang sudah merah bertambah merah.
”Sudah dulu ya, nanti malam aku hubungi lagi. Sekalian, mau beli pulsa dulu, mau langganan mingguan esia, biar murah. Assalamu’alaikum…”, Merkurius memberi salam.
”Wa’alaikum salam…..”,jawab semuanya.

Tepat tengah malam waktu Merkurius, seperti waktu yang telah dijanjikan, merekapun telah bersama-sama kembali bercakap-cakap. Kali ini disertai ayah dan ibu dari tata surya, Matahari dan Bulan. Dan yang pasti mereka pakai operator yang sama. Biar murah mungkin…, maklum lagi krisis global. Di tengah pembicaraan…
”Jadi sebenarnya apa alasan manusia melakukan kerusakan-kerusakan di muka bumi, yah?”, Pluto bertanya pada Matahari.
”Pada hakekatnya manusia itu memiliki dua sisi kehidupan, seperti halnya kalian juga. Ada siang, ada malam. Kuncinya di hati. Manakala hati mereka diliputi cahaya keimanan, maka ego dan nafsu mereka akan terkendali yang secara otomatis apa yang mereka lakukan dan kerjakan tidak akan merusak bumi. Karena mereka paham bahwa menjaga kelestarian alam adalah ibadah sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah atas apa yang diberikan pada mereka..”, jawab matahari.
”Tapi kebanyakan dari mereka hatinya diliputi oleh ego dan nafsu mereka sendiri yang mengalahkan cahaya keimanan sehingga apapun yang mereka lakukan hanyalah merusak saja tanpa mereka sadari. Mereka menebang pohon tanpa ditanami lagi, akhirnya daerah yang tidak pernah banjir jadi kebanjiran. Membangun pemukiman sembarangan seperti di sepanjang daerah aliran sungai, pinggir pantai yang seharusnya adalah ruang hijau. Pantas saja kalau banjir rumahnya hanyut karena terkikis air sungai. Juga air tanah yang tidak bisa lagi di minum karena kena abrasi…”, tambah bulan.
”Gimana mau jaga alam, lha wong jaga diri sendiri aja gak bisa!”, seru si cantik Venus.
”Contohnya apa…?”, tanya Pluto lagi.
”Rokok…!!!”, seru Saturnus, Uranus, Neptunus, si kembar tiga dengan kompak.
”Begini..dalam rokok itu mengandung 4000 zat beracun yang dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia tidak hanya bagi si perokok, tapi juga orang yang berada di sekitarnya. Karena 70% asap rokok itu terhirup oleh orang yang berada di sekitar perokok. Padahal sudah ada fatwanya HARAM, tapi tetap saja merokok dengan alasan devisa Negara berkurang lah, nanti memperbanyak pengangguran kalau pabriknya ditutup. Kalau saja mereka mau berpikir sedikit, dengan luas pantai terpanjang di dunia, tanami saja rumput laut, lalu bangun pabrik bedak sekalian..buruh pabrik rokok yang ditutup bisa kerja lagi, petani tembakau beralih jadi petani rumput laut atau lahannya di tanami yag lain misalnya pohon gaharu yang perawatannya mudah dan panennya 15 tahun lagi. Satu batang pohonnya Rp 5 juta”, kata Bumi dengan semangat.
”Oooh..begitu…”Pluto berusaha menyimpulkan. ”Jadi seharusnya manusia itu mau belajar dari kita para planet yang selalu taat pada aturan Allah, Pemilik jagad raya. Berotasi dan berevolusi tetap pada orbitnya”.
”Waah sekarang tambah cerdas ya..”tukas Merkurius.
”Iya dong…makanya setiap manusia harus punya teleskop…”kata Pluto dengan bangganya.
”Cappee…dehh…!!!”, semuanya kompak berteriak.
”Makanyaa..ngajinya jangan jiro. Selesai ngaji ditaro Qur’annya. Bukan sekedar dibaca, tapi juga dipahami dan yang paling penting diamalkan, paham??”,Matahari berusaha menjelaskan pada Pluto dengan bijaksana.
”Maaf….!!

Rabu, 09 Maret 2011

MAKNA PEMINDAHAN KIBLAT

MAKNA PEMINDAHAN KIBLAT




Belum lama ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwasanya arah kiblat telah bergeser sebanyak 20ยบ dari arah semula. Pada awalnya umat islam beranggapan bahwa arah kiblat adalah barat. Namun karena pergeseran lempeng bumi, maka umat islam diwajibkan untuk mengubah arah kiblatnya agar kembali menghadap ke masjidil haram di mekkah. Namun tidak perlu untuk memugar masjid maupun musholla, akan tetapi cukup untuk menggeser arah kiblatnya saja.
Dalam tulisan ini saya mencoba untuk mengungkapkan mengenai esensi yang terkandung dalam pemindahan kiblat tersebut. Tentunya dengan sebatas kemampuan saya. Terpanggilnya saya untuk menulis karena melihat kondisi bangsa yang makin terpuruk, carut – marut, saling menindas satu dengan yang lainnya di tambah dengan kasus korupsi yang meeningkat hampir 50% dari tahun sebelumnya. Semoga tulisan ini menjadi bahan renungan bagi kita semua, bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya bagi saya pribadi.

Sejarah pemindahan kiblat

Di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat.(catatan kaki QS. Al-baqarah ayat 142).
Selanjutnya dalam QS. Al-baqarah ayat 143 Allah.SWT berfirman :
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Di antara kaum Muslimin ada yang ingin mengetahui tentang nasib orang-orang yang telah meninggal atau gugur sebelum berpindah qiblat. Maka turunlah surat Al Baqarah ayat 143.(Diriwayatkan dalam kitab Shahihain (Bukhari dan Muslim) yang bersumber dari al-Barra.), yang menegaskan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan iman mereka yang beribadah menurut ketentuan pada waktu itu.
Kalau kita cermati dalam ayat tersebut, ada pertentangan pada saat itu khususnya dalam kalangan umat islam. Namun karena iman, keyakinan yang telah ditanamkan bahwasanya Allahlah yang menetapkan masalah pemindahan kiblat tersebut, maka hal tersebut tidak berlarut-larut. Bahkan menambah keimanan mereka karena bukan permasalahan menghadap ke arah masjidil haram ataupun masjidil aqsha, akan tetapi menghadap kepada Allah. Dan pada saat di madinah di tengah-tengah kaum yahudi dan nasrani, Allah memerintahkan untuk menghadap masjidil haram semata-mata untuk menunjukkan kepada kaum yahudi dan nasrani bahwasanya mereka berasal dari keturunan yang sama yaitu nabi Ibrahim AS. Jadi seharusnya saling bersatu dan tidak saling bermusuhan satu ama lainnya, karena hidup di bumi yang satu dan menyembah Allah yang satu.

Kejujuran yang hilang

Setelah 14 abad berlalu, hal tersebut berulang lagi. Meskipun tidak diwahyukan kembali, karena memang Al-Qur’an telah turun secara sempurna. Namun tersirat lewat fenomena alam. Lalu apa yang kita bisa ambil dari kejadian ini untuk kehidupan kita, baik sebagai individu-individu, maupun dalam hal berbangsa dan bernegara pada umumnya. Mari kita perhatikan kalimat dalam QS. Al-baqarah ayat 143 di atas. Ada kata-kata umat yang adil, menjadi saksi bagi umat manusia dan rasul mejadi saksi atas kamu.
Dengan kata lain kita diseru untuk berlaku jujur. Menjadi saksi atas diri sendiri.kenapa demikian? Karena kejuuran adalah obat bagi bangsa kita yang sudah sekarat dan menuju kepada jurang kehancuran. Berkata jujur tidaklah mudah, sangat pahit bahkan bisa dibenci oleh orang lain seumur hidup, dihina dan dicaci. Namun bagaikan minum jamu, pahit diawal, akhirnya kenikmatan yang didapat. Karena dengan kejujuran yang diungkapkan, hidup serasa tanpa beban, dan kita tidak perlu menutupi hidup kita selanjutnya dengan kebohongan dan kebohongan terus menerus. Inilah makna yang terkandung dalam fenomena pemindahan kiblat. Oleh sebab itu mari kita terapkan minimal dari diri kita sendiri. Tentunya dengan diawali dari introspeksi, sudah seberapa jujurkah diri kita? Kemudian jika kita temukan banyak ketidakjujuran, mulailah untuk mengungkapkan dan memperbaikinya satu per satu. Dan ini semua berlaku untuk semuanya tergantung dari profesi apa yang kita tekuni.
Bagaimana jika sampai kita kehilangan jabatan, kedudukan, pekerjaan yang kita jalani sekarang? Mental itulah yang harus kita persiapkan. Maka perlu kita pahami kembali ayat tersebut di atas. Ada kata-kata Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. Iman berarti yakin, optimis. Hanya dengan keyakinan dan keoptimisan kita akan sukses dalam menjalankan kehidupan. Ada beberapa pertanyaan yang jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Cobalah menjawabnya dengan hati yang jujur. Apakah mungkin kita tidak makan jika kita mau berusaha? Lalu, siapakah yang memberikan kita nikmat? Manusiakah atau Allah pemilik langit dan bumi? Sesungguhnya Allah Maha Pengasih , Maha Penyayang
Kejujuran nampaknya sudah hilang di negeri kita ini. Lihat saja buku-buku sejarah kita, banyak sekali distorsi-distorsi sejarah. Lalu siapakah yang bisa mengungkapkan kebenarannya? Diperlukan keberanian yang sangat besar untuk mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya. Agar anak cucu kita tidak mengkonsumsi racun yang kita ciptakan sendiri.
Mungkin setelah membaca tulisan ini kita akan bersuara,’’mana mungkin maling teriak maling?’’ tapi hati nurani kita tidak bisa berbohong, bahwa inilah obat mujarab bagi kita semua umat manusia khususnya bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, cita-cita kita sebagai bangsa yang merdeka dalam alinea pertama pembukaan UUD’45 telah berbelok beberapa derajat hanya karena ketidakjujuran yang mengutamakan hawa nafsu belaka. Sehingga merdeka sekarang menjadi konotasi lain, merdeka (bebas) korupsi, mabuk, berjudi, berzina, berselingkuh dsb. Inilah gambaran masyarakat kita yang sebenarnya.
Maka maarilah kita jadikan esensi fenomena pemindahan kiblat ini sebagai renungan bagi kita semua untuk seterusnya diwujudnyatakan dalam bentuk perikehidupan sehari-hari. Bukan hanya slogan-slogan belaka yang kita tempel di kaca mobil, rumah lewat stiker atau pamflet-pamflet pemilu, dsb. Dan yang perlu kita tanamkan dalam diri kita, kejujuran adalah investasi yang akan kita petik di masa depan. Alam sendiri mengajarkan kita untuk bertindak jujur. 16 juta trilyun uap air/detik yang menguap ke langit akan sama dengan air hujan yang turun ke bumi. Adakah alam mengajarkan kebohongan, korupsi? Ataukah mata hati kita telah buta dan menghitam serta kurang jelas sehingga tidak bisa mengambil pelajaran dari ini semua? Maka Allah sekali lagi mengirim pesannya lewat tindakan yang dilakukan oleh Pong Hardjatmo yang mencoret atap gedung MPR RI beberapa hari yang lalu. Apakah yang ditulisnya? JUJUR, ADIL, TEGAS!!!

MAU DIBAWA KEMANA NEGERIKU?

MAU DIBAWA KEMANA NEGERIKU?

Setelah 65 tahun kemerdekaannya, rakyat Indonesia seakan terus menerus didera dengan permasalahan yang tiada henti. Belum selesai masalah yang satu, timbul lagi masalah yang lain. Dan bisa ditebak endingnya, ‘’gantung’’. Tengok saja kasus bank century, atau lumpur lapindo yang sudah bertahun-tahun tak kunjung usai. Harga pangan yang terus meroket, naiknya TDL, gas meledak di mana-mana, menjadi tema berita di media sehari-hari. Belum lagi tingkah laku para wakil rakyat kita di gedung senayan yang sangat memalukan. Rajin membolos, demi mencari sampingan di luar dan mencari cara agar bisa Break Event Point dan bisa untung besar sebelum masa jabatan berakhir. Karena modal yang mereka keluarkan untuk bisa memikat hati rakyat saat kampanye begitu besar. Inilah akibat jika politik dijadikan alat dagang. Bukannya menjadi abdi negara dan memakmurkan rakyat, tapi kebalikannya menyengsarakan rakyat karena mengeruk uang rakyat. Memberantas KKN saat kampanye hanya tinggal slogan. Kenyataannya bukannya berkurang, malah semakin bertambah.

Skeptisme massal

Seperti benang kusut yang bertumpuk-tumpuk yang sulit untuk diurai kembali. Sebenarnya skeptsme massal ini sudah diungkap dalam Al-Qur’an dari 14 abad yang lampau. Di surat Attaubah ayat 110 Allah berfirman :

Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

Tidak hanya rakyat kecil yang ragu, bahkan sampai kepada tingkat penguasa pun bingung mencari solusi mengatasi permasalahan yang bertubi-tubi datangnya.
Banyak faktor yang menyebabkan kebangkrutan negeri yang kita cintai ini. Terlepas dari adanya pihak-pihak yang menginginkan Indonesia pecah dan hancur sehingga mereka bisa kembali masuk dan mengeruk kekayaan bangsa ini. Faktor utama adalah dari dalam diri kita sendiri.Hawa nafsu telah menjadi penguasa tertinggi dalam hati kita masing-masing. Ia telah menjadi Tuhan, sehingga meskipun salah di mata norma dan agama, tetap saja benar. Karena kebenaran adalah menurut hawa nafsunya QS.45/23. Seharusnya sila pertama dalam Pancasila,’’Ketuhanan yang Maha Esa’’ menjadi jiwa dalam diri kita masing-masing. Kenyataannya pancasila sebagai perlambang dan pemersatu bangsa sudah tidak berdengung lagi dan seakan-akan hilang kesaktiannya.
Maka langkah pertama yang harus diambil adalah dengan menghadirkan kembali sifat-sifat Tuhan dalam jiwa. Dalam Islam, Asmaul Husna yang berjumlah 99 itu bukan hanya sekedar dihapal dan dilafadzkan saja. Tetapi seharusnya menjadi radar dalam mengambil setiap keputusan juga tindakan. Jika sudah demikian, God Spot (suara hati) yang merupakan dasar dari kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) akan terpancar, tentunya sesudah menjernihkan penyakit-penyakit hati (zero mind process). Inilah yang diungkapkan oleh Ary ginanjar Agustian dalam bukunya ESQ(Emotional Spiritual Quotient).



Budaya positive thinking

Berpikir positif terhadap apa saja, sangat membantu terutama dalam pemecahan permasalahan bangsa ini yang sedang dalam kondisi sekarat. Media informasi sangat membantu dan berperan besar dalam membangun kembali budaya berpikir positif. Ambil contoh kasus penggusuran lahan di rawa kerbo di Jakarta Pusat. Warga sampai melakukan aksi kubur diri dan terakhir mempersiapkan bambu runcing demi mempertahankan tanah yang telah di tempatinya selama puluhan tahun. Demikian pula pemda setempat yang sedang menunggu saat yang tepat untuk mengeksekusi lahan yang di tempati warga. Seharusnya pemda di seluruh Indonesia belajar kepada walikota solo yang pernah berhasil memindahkan pedagang-pedagang di kotanya dengan pendekatan personal. Sehingga tidak terjadi kekerasan dan pertumpahan darah. Karena budaya berpikir positif telah dibangun sehingga para pedagang dengan sukarela pindah ke tempat yang telah disediakan.
Manusia pada hakekatnya memiliki persamaan dalam pandangan Tuhan. Karenanya tidak seharusnya saling bermusuhan dan membenci satu sama lain. Hak untuk hidup, beribadah menurut agama yang diyakininya, mengemukakan pendapat, dsb. Dengan selalu berpikir positif dan menghormati hak-hak yang dimiliki individu yang lain, akan lahir ketentraman dan keamanan di negeri ini. Memperbesar persamaan dan memperkecil perbedaan dalam bingkai bhinneka tunggal ika.
Amerika Serikat bisa menjadi negara adidaya melalui perjalanan panjang selama ratusan tahun. Begitu juga Indonesia sebagai bangsa yang sedang bermetamorfosis menjadi bangsa yang maju dan berdaulat. Dan masa-masa kritis serta genting seperti ini merupakan fase yang harus dilalui. Badai pasti berlalu. Tentunya tidak bisa serta-merta berlalu begitu saja. Akan tetapi melelui proses dan kerja keras dari seluruh anak bangsa. Kembali bersama-sama secara sadar dan saling bahu-membahu dan bergotong-royong membangun rumah kita yang tengah mengalami kehancuran.
Ada ungkapan dalam bahasa inggris ‘’Love is to see an perfect person perfectly.’’ Cinta adalah memahami ketidaksempurnaan secara sempurna. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Maka rasa cinta tanah air harus terus menerus dipupuk dengan selalu membangun budaya berpikir positif, bahwasanya akan datang saat di mana krisis multidimensi ini akan berakhir. Dan menanamkannya tidak perlu susah-susah, diawali dari diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Efek ketok tular atau tabligh, sifat yang dicontohkan oleh nabi Muhammad 14 abad yang lalu akan menjadi budaya baru. Dan sekarang adalah saat yang tepat untuk memulai itu semua. Di tengah titik nadir yang di alami bangsa ini.
65 tahun sudah republik ini berdiri. Mau dibawa kemana negeri ini tergantung tidak hanya kepada satu pucuk pimpinan saja. Tapi kepada kita semua yang bisa berhati jernih, memilih orang yang tepat bukan karena sodoran uang ataupun bahan sembako saja serta janji-janji pemanis bibir. Akan tetapi apa yang telah dibangunnya untuk negeri kita tercinta ini. Karena karya nyata tidak akan bisa menipu. Dan yang bisa jadi pemimpin masa depan itu anda, anak bangsa yang tergugah dan memberikan karya terbaiknya untuk bangsa ini. Where there’s a will there’s a way. SEMOGA.

PENJERNIHAN EMOSI

PENJERNIHAN EMOSI


A. Latar belakang

Zionisme sengaja telah meracuni pola pikir, gaya hidup dan juga seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi muda umumnya lupa bahkan tidak memahami jati dirinya sebagai mahluk ciptaan Allah yang memiliki tugas untuk beribadah. Jika pun telah paham, karena serangan yang begitu gencar dari media informasi yang hari ini telah disetting sedemikian rupa untuk kepentingan Dajjal, akhirnya mudah terbawa arus.

Pagi hari, setelah berita pagi kita disuguhi acara gosip. Setelah itu musik, lalu berita kriminal menemani makan siang. Lanjut kuis musik. Sinetron percintaan, reality show perselingkuhan dst hingga malam. Film – film yang disajikan juga bertemakan cinta, khayalan, gaya hidup materialistis, amarah dan dengki, permusuhan, balas dendam dsb. Jadi, mereka hendak membuat kita terlena dengan kehidupan duniawi dan pada akhirnya terjerumus dalam lembah kemaksiatan. Ini jelas seperti yang iblis inginkan untuk menyesatkan anak cucu adam. QS:15/39
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

yang benar akan menjadi tabu, sedangkan peerbuatan yang salah seolah – olah menjadi benar, karena sudah membudaya dan tradisi.

B. Solusi

Allah memerintahkan Rasulullah pertama kali dengan wahyu yang berbunyi Iqra’(bacalah). Makna membaca di sini sangat sarat maknanya. Maka kita sebagai manusia haruslah peka dengan fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta. Begitu juga dengan hikmah yang terkandung dalam sebuah ayat dan asbabun nuzulnya (sebab-sebab turunnya ayat). Sebagai adalah perintah wudhu.

QS.5/6 :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Wudhu sebagai ritual yang dilakukan sebelum sholat memiliki makna luar biasa. Perintah wudhu diturunkan di Madinah, sedangkan perintah sholat diturunkan di Mekkah. Tapi kenapa secara ritual, yang dilakukan wudhu dahulu, baru sholat?

Harusnya kan sholat dulu baru wudhu......(perntah sholat tahun ke-10 setelah kenabian ketika masih di Mekkah. Wudhu tahun ke-2H).

Tentunya tidak hanya sekedar thaharoh (bersuci) fisik saja. Tapi ada makna yang tersembunyi yang haruslah dipahani bersama.
• Membasuh muka? berarti membersihkan pandangan kita dari hal - hal maksiat dan kemungkaran menuju kepada pandangan yang baik..
• Membasuh kedua tangan? Berarti kita siap meninggalkan kebiasaan perbuatan yang buruk dan mungkar. Menuju kepada amal perbuatan yang dikehendaki dan diridloi Allah SWT.
• Membasuh kepala? Berarti kita siap meningggalkan pola pikir yang salah, prasangka menuju kepada yang hak.
• Membasuh kedua kaki berarti kita siap untuk menjaga tujuan ke arah yang benar yang dikehendaki oleh Allah SWT..



• Allah SWT telah memelihara kemurnian, kesucian AQ sampai akhir zaman QS:15/9.
• AQ juga berfungsi sebagai penerangan QS:3/138;
• Terangnya AQ di mana?
• Di mana letak AQ seharusnya?QS : 49/29 dalam dada; jiwa.
• Jika jiwa bersih ia akan semakin bersinar.
• Namun jika jiwa / hati nurani kita ada kotoran, penyakit, maka sinarnya makin lama akan meredup. Ibarat lampu yang dihinggapi debu dan kotoran – kotoran. Bila semakin banyak dan tidak menyadari kotoran – kotoran tersebut, hati lama – kelamaan akan bertambah hitam dan akhirnya kita menjadi buta hati melihat kebenaran.QS:2/10
Arasy : singgasana tempat Allah bersemayam. Orang banya yang berasumsi pada “yang Di Atas” (menunjuk kepada makna “atas, tinggi” secara harfiah).

: Allah Maha Dekat, sedekat urat nadi QS 34/50. maksud yang sesungguhnya Arasy adalah dengan menjadikan sifat – sifat Allah (Asma’ul Husna) sebagai radar dalam mengambil segala keputusan.



Sifat manusia adalah lalai QS 30/7. lalai akan kehidupan akhirat dan suka serta cinta terhadap keduniawian. Dajjal atau Zionis tahu akan hal ini. Maka diciptakanlah kehidupan dunia yang semu itu seolah – olah kekal sehingga harus dikejar. Menciptakan pola hidup konsumtif.

Selain itu, diserangnya kita dengan paham sekulerisme. Mempersempit makna DIEN, dsb.

Karena dunia ini penuh dengan kekotoran, maka jiwa kita serta pola pikir perlu terus menerus dibersihkan sampai akhir hayat agar selalu bersih dan bersinar terang, sehingga segala aktifitas yang kita lakukan akan menyinari dunia yang dalam kegelapan.

wassalam