ASSALAMUALAIKUM

SEMOGA TULISAN SAYA BERMANFAAT ...TRIMS

Senin, 24 Oktober 2011

MIM DAN MUKJIZAT NABI DAUD PART II




Sebelum membaca tulisan ini, ada baiknya bagi yang belum membaca tulisan saya yang berjudul MUKJIZAT NABI DAUD, MIM DAN HARI LAHIR PANCASILA yang saya terbitkan di catatan Facebook saya juga di blog ini.



Jika sudah membacanya baiklah akan saya lanjutkan makna mukjizat Nabi Daud yang lain.



Nabi Daud a.s. dikaruniai suara yang sangat merdu. Ketika mendengar Daud melagukan ayat kitab Zabur, orang dan jin yang sakit menjadi sembuh, burung-burung terbang mendekat, angin menjadi tenang, gunung serta burung pun bertasbih kepada Allah SWT.



Di dalam ayat-ayat Allah tentunya ada pertanda dan juga pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir.marilah kita renungkan bersama-sama. Pertanyaannya apakah makna suara yang di maksudkan itu? Adakah hanya sekedar suara melantunkan ayat-ayat Allah belaka?



Visi dan misi MIM



MIM singkatan dari Masyarakat Indonesia Membangun adalah sebuah organisasi yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membangun negara yang kita cintai ini bersama-sama. Dengan membudayakan kembali prinsip gotong-royong yang perlahan-lahan mulai terkikis karena pengaruh globalisasi. Tanpa mengedepankan perbedaan agama, suku bangsa dan antar golongan, MIM sebagai sebuah wadah berusaha untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam pembukaan proklamasi UUD 1945, yakni sebuah masyarakat yang adil dan makmur. Karena sebagai organisasi, MIM sadar betul hanya dengan bersatu dan bersama-sama membangun sajalah cita-cita tersebut dapat tercapai.



Visi dan misi memang sudah selayaknya dikumandangkan. Layaknya adzan sebagai pertanda waktu sholat. Ada kata-kata “Hayya ‘ala sholah, hayya ‘alal falah”. Sebuah ajakan untuk melakukan sholat (gerakan). Karena tanpa adanya gerakan (meng’akbarkan/membesarkan asma Allah) atau dengan kata lain gerakan membangun untuk membesarkan panji-panji negara yang kita cintai, tidaklah mungkin tercipta kemakmuran (falah=kemenangan). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Allah SWT mengajarkan adanya kesinergian dan keselarasan antara perkataan (perwujudan makna adzan) dengan perbuatan atau gerakan (perwujudan makna sholat).



Berulang-ulangnya sholat yang kita lakukan bermakna sebuah evaluasi. Sudahkah gerakan—gerakan membangun yang kita kerjakan sesuai dengan visi dan misi / target yang telah digariskan bersama.



Keserasian dan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan akan menciptakan harmoni yang indah. Dan inilah makna suara yang merdu saat Nabi Daud melantunkan Zabur. Ayat-ayat yang Allah turunkan bagi manusia yang pada hakekatnya untuk kemaslahatan dan kebaikan manusia itu sendiri telah berhasil diaplikasikan oleh Nabi Daud a.s dengan membentuk sebuah sistem yang madani. Bersama-sama dengan anaknya yaitu Nabi Sulaiman a.s membawa umat manusia pada saat itu kepada sebuah peradaban yang tinggi dan hidup sejahtera.



Tantangan MIM ke depan adalah sebagai motor penggerak rakyat agar bersama-sama mewujudkan visi dan misi yang telah dikumandangkan. Sehingga apa yang telah disuarakan selaras dengan gerakan serta perbuatannya. Dan bukan hanya slogan dan wacana saja.



Inilah yang disebut Dakwah bil Hal. Dakwah dengan perbuatan. Apabila sudah menampakkan hasil yang nyata, orang pun akan berbondong-bondong melakukan perbuatan yang sama. Baik orang yang selama ini sakit hati terhadap pemerintahan ataupun yang sakit mentalnya karena korupsi. Mereka akan sadar dengan sendirinya bahwa perbuatan itu sangat merugikan negara. (layaknya mukjizat Nabi Daud yang mampu menyembuhkan orang dan jin yang sedang sakit).



Secara otomatis media penyiaran baik cetak maupun elektronik serta-merta akan berdatangan (burung dahulu dipakai sebagai sarana menyampaikan informasi lewat surat),demi melihat fenomena yang luar biasa ini. Betapa tidak, Indonesia yang bisa dikatakan diambang kehancuran, tiba-tiba bangkit dan bersatu lalu membangun. Ini pasti akan menjadi berita yang menggemparkan dunia. Pertikaian-pertikaian (ibarat angin ribut) antar warga yang menghiasi media-media belakangan ini juga pasti akan kembali mereda. Begitu juga partai politik dan ormas baik besar maupun kecil yang tentunya sudah memiliki massa (layaknya piramida atau gunung). Mereka yang saat pemilu dengan lantang meneriakkan visi dan misina, namun setelah kalah hanya diam, berpangku tangan, menonton. Menunggu-nunggu kelemahan rival politiknya lalu kemudian berkomentar dan mengkritisi tanpa berkaca dan mempertanyakan pada diri sediri tentang apa yang mereka sudah perbuat. Semoga dengan adanya MIM, gunung-gunung partai politik akan merubah mindset mereka untuk bersama-sama sibuk bekerja (bertasbih) demi kejayaan bangsa ini. Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar