ASSALAMUALAIKUM

SEMOGA TULISAN SAYA BERMANFAAT ...TRIMS

Senin, 27 Juni 2011

ALIF LAM MIM, HUKUM NEWTON I, DAN GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA




Sudah lama juga nggak nulis lagi. Karena sibuk juga dan masih banyak kerjaan yang belum selesai. Kaya novel pertama yang belum juga rampung (malu deh….), dan lagi buat artikel untuk lomba menulis (kalo yang ini sih usaha buat nambahin modal nikah, lumayan). Jadi maaf yach sobat-sobatku semua. Kalau mungkin menunggu-nunggu tulisan dari saya, hehe3x (narsis sedikit yach…Gpp khan?).

Kali ini saya mau sedikit share tentang makna Alif Lam Mim. Memang kita semua sudah paham bahwasanya dalam terjemahan Al-Qur’an dimanapun, kata Alif Lam Mim tidak memiliki arti atau dengan kata lain, hanya Allahlah yang mengetahui artinya. Bukan bermaksud untuk lebih pintar, mendahului Allah dan lainnya. Hanya ingin mengupas, mengajak pembaca juga termasuk saya untuk berpikir, apa iya Allah menurunkan kita sebuah ayat yang kita tidak mengerti artinya? Di satu sisi sebagian dari kita mungkin akan mengatakan, “Itu kan kuasa Allah, Allah ingin menunjukkan bahwa Dia Maha Mengetahui…”. Saya tidak menyalahkan pendapat itu. Di sinilah letak keunikan Al-Qur’an. Dan menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk mencari tahu maknanya. Saya yakin kita semua bisa menemukannya bersama.

Alif Lam Mim, merupakan tiga huruf hijaiyah tanpa harokah. Itu artinya ketiga huruf itu adalah huruf mati. Karena mereka tida memiliki bunyi (tidak diberikan harokah seperti fathah, kashroh atau dhomah). Baru setelah diberikan fathah, misalnya Alif, ia akan memiliki bunyi. “A”. Setuju…??

Harokah dalam bahasa arab berarti gerakan. Dalam hukum newton I berbunyi,”Benda diam berarti F(gaya)=0”. Atau dengan kata lain benda diam adalah benda yang tidak memiliki gerakan. Itu berarti sama dengan Alif. Ia dibaca Alif saja karena tidak diberikan Harokah (Gerakan). Sayangnya saat menemukan teorinya, Newton “mungkin” tidak memahami Alif Lam Mim ya… Coba saja dia tahu artinya, langsung memeluk Islam saat itu juga deh….

Begitu juga halnya dengan manusia. Allah sebagai pencipta (Al-Khaliq), menilai manusia yang tidak bergerak (bergerak di sini dalam pandangan Allah=ibadah) hidupnya sia-sia. Betul gak sobat? Dasarnya apa saya berkata seperti itu? Dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat 51/56 Allah SWT berfirman :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Dalam ayat tersebut Allah SWT menegaskan bahwasanya tujuan penciptaan manusia adalah untuk ibadah. Atau Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah. Kalau manusianya gak ibadah gimana? Itu berarti allah tidak merasa menciptakan. Tapi kenyataannya, banyak manusia yang hidupnya tidak untuk beribadah? Tapi mereka tetap hidup, makan bekerja dsb. Memang benar mereka hidup. Tapi hidupnya hanya dalam kehampaan. Karena mereka tidak menemukan makna hidup. Hidup mereka sia-sia dalam pandangan Allah. Hidup dalam kesia-siaan? Sama dengan mati.

Sama halnya dengan Komputer (CPU) hardware tanpa software. Begitulah makna manusia yang hidupnya tidak dipergunakan untuk beribadah. Bisa apa CPU tanpa software? Lalu sebenarnya apa software manusia? Ya, Al-Qur’an. Coba deh kita sama-sama lihat QS. Al-Ma’idah 5/16 :

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.


Bagi orang-orang yang iman Yakin), mereka tidak ada keraguan sedikitpun akan Al-Qur’an (QS. Al-Baqoroh 2/2-3). Oke sobat? Lanjut ya…

Gerakan membangun Indonesia

Indonesia negara kita tercinta ini seperti mati suri. Meningkatnya angka pengangguran (mati karya) setiap tahunnya yang menyebabkan banyaknya rakyat yang bekerja di luar negeri (ujung-ujungnya mati sia-sia di tangan algojo). Itu berarti pembangunan yang cenderung stagnan, jalan di tempat atau diam (mati). Begitu juga banyak orang yang mati rasa (nggak tahu malu) untuk menguras uang rakyat demi kepentingan pribadi. Dan banyak lagi “kematian” yang lain.

Karena itu, ayo kita melakukan perubahan, untuk bergerak kee arah yang sama. Yaitu GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA. Negara yang kita cintai bersama. Tentunya dengan menanggalkan perbedaan-perbedaan yang ada. Suku, Ras, Agama, Antar golongan. Dengan bersinergi atau dengan kata lain gerakan yang searah antara pemerintah dan rakyat. Memberikan karya terbaiknya demi bangsa ini. Yang pasti sesuai dengan kemampuan, keahlian dan juga profesinya masing-masing. Dengan meninggalkan sikap saling menyalahkan, baik pemerintah kepada rakyat atau sebaliknya. Dan juga sikap membenci, dan sikap-sikap tidak terpuji yang lain. Jika tidak segera bergerak untuk bangkit, lama kelamaan Indonesia akan benar-benar mati, dan hanya tinggal nama saja. Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar