ASSALAMUALAIKUM

SEMOGA TULISAN SAYA BERMANFAAT ...TRIMS

Minggu, 26 Juni 2011

MUKJIZAT NABI DAUD.AS, MIM DAN HARI LAHIR PANCASILA

Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 34 Surat Saba Ayat 10-11)



Di dalam ayat tersebut di atas ada sebuah kalimat "dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya". Sungguh menarik untuk dikaji dan dikupas isinya. Dan dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan tulisan ini sebagai kado untuk ibu pertiwi yang sedang sedih. Demi melihat anak bangsanya yang saling berselisih. Hanya karena uang dan kekuasaan. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi kita semua.



Sebuah batang besi yang padat, tebal dan panjang. Bagaimanakah cara melunakkan atau membengkokkannya? Apakah dengan cara memukulnya dengan besi pula? Tentunya akan membutuhkan tenaga yang besar. Cara yang paling mudah adalah dengan memanaskannya terlebih dahulu sehingga besi itu berwarna kemerahan. Barulah dibengkokkan. Jika besi dipanaskan hingga titik lebur tertentu, ia akan menjadi cair. Sehingga dalam keadaan yang demikian akan lebih mudah dibentuk sesuai yang kita inginkan.



Melebur sebuah filosofi



Melebur bisa juga dikatakan menyatu. Apa filosofinya? Hanya dengan persatuan sebuah bangsa akan menjadi kuat. Sama dengan makna sapu lidi yang terikat erat. Sulit untuk dipatahkan bukan? Maka dengan melebur ini, kita semua diharapkan melepaskan ego masing-masing. Meninggalkan atribut-atribut yang selama ini kita banggakan. Hal itulah yang telah dicontohkan oleh bapak-bapak pendiri bangsa ini saat mengadakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928 dengan menanggalkan ego kedaerahannya. Dengan mencari persamaan-persamaan yang mampu mempererat persatuan.



Baju besi yang besar-besar berarti kerangka. Apa kerangka besar bangsa ini? Kerangkanya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lalu dengan apa menganyamnya? Inilah yang sekarang telah hampir dilupakan. Sebuah kalimat yang ditaruh dalam lambang negara kita. Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi satu jua.



Setelah melebur menjadi satu, satu persatuan dalam Bhinneka Tunggal Ika. Dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia, maka selanjutnya (kembali kepada ayat di atas) dan kerjakanlah amalan yang saleh. Buatlah prestasi berbentuk karya nyata. Karya yang manfaatnya demi kemakmuran bangsa. Semangat inilah yang harus kembali dinyalakan dalam dada setiap individu bangsa ini. Sebuah komitmen bersama, kesepakatan bersama yang tidak hanya sekedar slogan dan lipsing pemanis bibir belaka.



Masyarakat Indonesia Membangun (MIM)

Sebagai sebuah Ormas yang akan dideklarasikan tanggal 1 Juni 2011 bertempat di Palagan Agung pondok pesantren Ma'had Al-Zaytun. Bertepatan dangan peringatan Hari Lahir Pancasila, Masyarakat Indonesia Membangun (MIM) bertekad untuk menyatukan kembali Visi dan Misi bangsa ini yang telah cerai berai. Melebur menjadi satu dalam negara kesatuan untuk bahu-membahu membangun, menciptakan karya nyata dan prestasi, mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.



Menjadikan Hari Lahir Pancasila sebagai waktu deklarasi tentunya memiliki makna khusus yang akan menjadi semangat bagi kader-kader MIM. Amal shaleh dalam bentuk prestasi inilah yang kembali akan mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam kancah internasional. Mengembalikan nama baik Indonesia yang selama ini telah tercoreng-moreng dalam segala aspek kehidupan disebabkan telah meninggalkan butir-butir yang terkandung dalam lima sila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar