ASSALAMUALAIKUM

SEMOGA TULISAN SAYA BERMANFAAT ...TRIMS

Kamis, 17 Maret 2011

MIND CONTROL DAN EUFORIA MUSIK INDONESIA

MIND CONTROL DAN EUFORIA MUSIK INDONESIA



Mind Control atau kontrol pikiran adalah sebuah cara yang diterapkan oleh zionis untuk membuat manusia di luar dirinya bodoh. Karena media informasi saat ini dikuasai mereka, televisi, radio, surat kabar, internet, dsb, tentu saja hal ini akan mudah sekali mereka lakukan. Seperi menggiring anak ayam masuk ke jurang kebinasaan.
Lihat saja euforia musik Indonesia sebagai contoh. Masa MTV memang sudah lewat dan bisa dikatakan tidak berhasil di Indonesia. Ini disebabkan masyarakat Indonesia yang paa umumnya kurang memahami bahasa Inggris. Tapi begitu musik Indonesia merajalela menguasai industri musik tanah air, masyarakat seolah terbius oleh kehadiran idola-idola baru.
Musik memang bahasa yang universal yang mudah diterima oleh semua orang. Tidak bisa kita pungkiri kehadiran musik di dunia ini membuat keberadaan dunia lebih berwarna. Jika melihat dari satu sisi, perkembangan musik Indonesia sekarang ini memang sangat menggembirakan. Apresiasi masyarakat lewat RBT mungkin sebuah gambaran betapa mereka cinta akan musik Indonesia. Dan ini sungguh melegakan para insan seni karena tingkat pembajakan di Indonesia masih tinggi.
Hal tersebut disadari oleh zionis. Karena media hari ini dikuasai mereka, dibuatlah acara-acara musik di televisi dari pagi sampai malam. Dengan bertemakan cinta, kita seakan dibuat lupa akan kewajiban cinta kita yang sesungguhnya untuk mangabdi kepada sang Khaliq , Dzat yang menciptakan kita. Dengan menciptakan idola-idola baru, mengangkat mereka from nothing into something, diharapkan idola-idola tersebut akan didewakan, diikuti oleh fans dan penggemarnya. Termaasuk tabiat dan kelakuannya. Contoh saja Kangen Band, band idola remaja saat ini. Dengan terjeratnya mereka pada kasus narkoba, diharapkan para penggemarnyapun mencontoh apa yang mereka lakukan. Cinta, musik, idola diharapkan menjadi berhala yang disembah-sembah dan disanjung oleh umat manusia. Benarkah begitu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar